Uni Eropa: Privasi Data Bikin Bisnis Makin Unggul

Uni Eropa sudah setahun lebih menerapkan General Data Protection Regulation (GDPR)

oleh Tommy K. Rony diperbarui 16 Sep 2019, 20:45 WIB
Ilustrasi Big Data. Dok: pridis.com

Liputan6.com, Jakarta - Uni Eropa sudah setahun lebih menerapkan General Data Protection Regulation (GDPR). Regulasi itu memberi kuasa maksimal bagi pengguna suatu platform terkait data pribadi dan perusahaan yang ketahuan melanggar bisa kena denda hingga 20 juta euro.

Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk ASEAN, Igor Driesmans, menyebut penerapan GDPR berlangsung sukses dan memberi efek positif pada dunia bisnis. Perlindungan privasi pun menjadi bahan jualan para perusahaan karena pengguna platform makin sadar akan keamanan data.

"Perlindungan data telah bertambah menjadi selling point bagi bisnis," ujar Driesmans di Jakarta, Senin (19/9/2019).

"Begitu banyak perusahaan mengatakan privasi semakin menjadi unsur pembeda di pasar," tambahnya di panel etika digital di diskusi internasional Centre for Strategic and International Studies (CSIS).

Driesmans berkata para perusahaan Uni Eropa menuai banyak hasil positif dari perlindungan data, misal dengan menambah investasi di keamaan data. GDPR pun memicu munculnya penyedia produk dan jasa inovatif yang memberi solusi privasi atau keamanan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Apresiasi ke Indonesia

Ilustrasi data. Dok: medium.com

Selain itu, Driesmans juga memberi selamat karena Indonesia juga mulai membuat produk hukum untuk melindungi privasi. Sang dubes menyebut draf aturan perlindungan data di Indonesia tampak menjanjikan.

"Draf yang kami berkesempatan lihat sungguh menjanjikan dan memiliki banyak kesamaan dengan GDPR. Maka dari itu, Indonesia bisa mengandalkan UE untuk berbagi pandangan," ucap Driesmans.

Di Uni Eropa, butuh dua tahun bagi negara-negara sana untuk menyesuaikan dengan GDPR. Penyelarasan hukum dengan negara UE yang sudah punya aturan perlindungan data dan sosialisasi ke berbagai perusahaan pun dilaksanakan agar tak terjadi salah paham.

Kesadaran mengenai data ini menurut Driesmans merupakan dampak baik dari skandal Cambridge Analytica yang menimpa Facebook. Berkat hal tersebut, kini muncul kesadaran global perihal keamanan data pribadi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya