IHSG Dibuka Melemah, Rupiah di Posisi 14.100 per Dolar AS

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya tiga sektor berada di berada zona hijau dan sisanya yang berada di zona merah.

oleh Arthur Gideon diperbarui 17 Sep 2019, 09:20 WIB
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah pada pembukaan saham Selasa pekan ini. Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya tiga sektor berada di berada zona hijau.

Pada pra pembukaan perdagangan, Selasa (17/9/2019), IHSG turun 4,19 poin atau 0,07 persen ke level 6.215,23. Pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG masih bertahan di zona merah dengan melemah tipis 5,62 poin atau 0,08 persen ke posisi 6.213,91.

Sementara itu, indeks saham LQ45 juga turun 0,27 persen ke posisi 980,17. Sejumlah indeks acuan bergerak di zona merah.

Pada awal pembukaan perdagangan sebanyak 101 saham menguat tetapi tak mampu mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 64 saham melemah sehingga menekan IHSG dan 136 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 18.272 kali dengan volume perdagangan 551,6 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 197,1 miliar.

Investor asing jual saham Rp 8,13 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.100.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya tiga sektor berada di berada zona hijau dan sisanya yang berada di zona merah.

Penguatan dipimpin oleh sektor pertambangan yang naik 0,57 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur naik 0,56 persen dan sektor perkebunan menguat 0,05 persen.

Sementara sektor saham yang melemah di sesi awal perdagangan hari ini antara lain sektor keuangan yang anjlok 0,52 persen, sektor kontruksi turun 0,36 persen dan sektor industri dasar dasar melemah 0,43 persen.

Saham-saham yang melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah antara lain TIRT yang turun 2,86 persen ke Rp 68 per saham, BAJA turun 2,70 persen ke Rp 72 per saham dan TRIM turun 2,68 persen ke Rp 145 per saham.

Saham-saham yang menguat antara lain TFAS naik 55,33 persen ke Rp 280 per saham, SKYB naik 31,11 persen ke Rp 119 per saham, dan ITIC naik 13,50 persen persen ke Rp 1.135 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Prediksi Analis

Suasana di salah satu ruangan di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan tertekan di pasar saham. Koreksi mendadak di IHSG kemarin membuka kesempatan untuk bargain hunting.

Analis KGI Sekuritas Yuganur Wijanarko menilai, investor dapat berburu saham bagus di harga terendah (bargain hunting) untuk sejumlah saham big caps. 

Saham big caps ialah saham-saham yang terhitung berkapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar. Salah satunya seperti PT Astra International Tbk.

"Siklus ini dapat dimanfaatkan dengan bargaij hunting dan lapis dua pilihan. Kami melihat indeks masih akan tertekan di rentang 6.187-6.259," kata dia dalam risetnya, Selasa (17/9/2019).

Setali tiga uang, Head of Research PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi melihat indeks akan diperdagangkan melemah dalam jangka pendek menengah.

Menurutnya, dari bullish trend, jangka menengah indeks berada di kisaran level 6.170 sebelum berbalik rebound.

"Sehingga secara teknikal kami masih proyeksikan IHSG masih akan mengalami pelemahan dengan support resistance 6170-6263," terang dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya