Bupati Jayapura Sebut Tak Ada Mahasiswa Pulang Usai Insiden Rasis

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura mengklaim dari 100 mahasiswanya yang tersebar di beberapa kota studi luar Papua, hingga kini tidak ada yang pulang.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Sep 2019, 23:00 WIB
Mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme, dan Militerisme berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/8/2019). Mahasiswa berkali-kali berteriak Papua Merdeka dan menyanyikan lagu Bintang Kejora. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jayapura - Usai insiden rasis yang disusul kerusuhan di sejumlah tempat di Papua, Pemkab Jayapura mengklaim tidak ada eksodus mahasiswa Papua yang tersebar di beberapa kota studi di luar Papua.

Bupati Jayapura Mathius Awoitauw, Selasa (17/9/2019), mengatakan usai kasus rasis yang terjadi, pihaknya telah mengirim tim yang beranggotakan empat orang untuk mengecek kondisi mahasiswanya.

"Tim pertama kami kirim sekitar 10 hari yang lalu untuk berkeliling di kota-kota studi tempat mahasiswa menimba ilmu," katanya, dikutip Antara.

Menurut Mathius, tidak ada alasan mahasiswa untuk pulang ke Jayapura karena kondisi dan situasi di Papua aman.

"Tidak ada laporan kepada Pemkab Jayapura bahwa mahasiswa diintimidasi," ujarnya.

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan kampus dan universitas terkait tentang masalah ini sebagai langkah antisipasi.

"Dan untuk mahasiswa yang ternyata pulang ke Jayapura tanpa melapor, maka kami tidak bertanggungjawab," katanya.

Dia juga sudah mengimbau bahkan bertemu dengan para orangtua mahasiswa Papua yang tengah mengambil studi agar tidak kembali dan menyelesaikan kuliahnya hingga akhir.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya