Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menandatangani nota kesepahaman dengan Bulgarian Chamber of Commerce and Industry (BCCI) atau Kadin Bulgaria untuk mendongkrak kinerja perdagangan dengan membuka akses pasar terhadap negara-negara Eropa Timur dan Balkan.
“Selama ini kita hanya fokus bermitra dengan pasar-pasar konvensional seperti Eropa Barat dan Amerika, padahal ada negara-negara lain yang sebenarnya sangat potensial, seperti Eropa Timur dan negara-negara Balkan khususnya yang mana sangat terbuka terhadap Indonesia,” ungkap Ketua Komite Bilateral Kadin untuk negara-negara Eropa Timur Alexander Yahya Datuk di sela-sela Indonesia-Bulgaria Business Forum yang diadakan di Sofia.
Baca Juga
Advertisement
Dia mengatakan, dengan upaya tersebut KADIN melakukan sebuah preseden untuk membuka jalan bagi pelaku usaha kedua negara, serta siap memfasilitasi adanya kegiatan bisnis ke depannya.
Nota kesepahaman yang ditandatangani Ketua Komite Tetap Eropa Kadin Indonesia, Tony Wenas dan Presiden BCCI (Kadin Bulgaria), Tsvetan Simeonov disaksikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi dan Menteri Ekonomi Bulgaria, Emil Karanikolov.
Berdasarkan pada data Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, pada 2018 total perdagangan antara Indonesia dan Bulgaria mencapai USD 497 juta dengan komposisi 438 juta dolar ekspor dan 68 juta impor. Angka ini dinilai cukup signifikan jika dibandingkan tahun sebelumnya dimana total perdagangan tercatat sebesar USD 115 juta dengan komposisi 58 juta ekspor dan 57 juta impor.
“Dari sisi pelaku usaha Indonesia, sangat siap untuk tidak hanya meningkatkan perdagangan dengan Bulgaria dan mengundang Bulgaria untuk investasi di Indonesia tetapi juga Indonesia untuk dapat berinvestasi ke Bulgaria sehingga terjalin hubungan erat dan bersifat dua arah”, Kata Tony Wenas.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sinergi Kedua Negara
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan setelah pihaknya berdiskusi dengan pemerintah Bulgaria, sedikitnya ada 3 hal utama yang harus disinergikan untuk meningkatkan hubungan antar kedua negara yaitu infrastruktur, politik dan diplomasi, peran serta pelaku usaha, dan fasilitas akses berupa visa.
Lebih lanjut Retno juga menyebutkan bahwa baik Indonesia dan Bulgaria telah sepakat untuk mengadakan Joint Economic Commission untuk membahas dan menindaklanjuti ketiga isu tersebut dengan mengundang pelaku usaha untuk dapat berperan aktif.
Hal tersebut disambut baik oleh Menteri Ekonomi Bulgaria dengan mengatakan bahwa Indonesia merupakan mitra yang sangat penting bagi Bulgaria dan ada banyak area kerjasama yang dapat ditingkatkan dan untuk itu diperlukan suatu langkah yang nyata dan terarah agar tujuan bersama dapat dicapai.
Dalam sambutannya, Presiden BCCI juga menyebutkan bahwa Indonesia dan Bulgaria sebenarnya sudah memiliki hubungan yang sangat lama dan sudah saatnya ditingkatkan lebih jauh.
Selain di Sofia, Kadin Indonesia juga akan melakukan misi bisnis ke negara lainnya dengan tujuan yang sama, meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dengan negara lainnya, diantaranya Turki (13/9), Yunani (17/9), Serbia (18/9), Rumania (20/9), dan dilanjutkan dengan negara Eropa Barat yakni Belanda dan Slovakia (23/9), Polandia (25/9), Swiss (25-27/9), Jerman (30/9), Italia (2/10), Inggris (1-3/10), Belgia (4/10) dan Perancis (7/10).
Selain misi bisnis ke Eropa ini, pada saat yang bersamaan KADIN juga akan mengadakan misi bisnis ke Amerika Serikat yang dimulai pada 21 September hingga 9 Oktober 2019.
Sebelumnya, pada 13 September lalu, Kadin juga telah melakukan forum bisnis di Istanbul dengan dihadiri oleh 65 pengusaha baik dari Indonesia maupun Turki. Sebagai hasilnya, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang pertahanan, konstruksi, energi, dan makanan.
Dalam kunjungan tersebut, KADIN juga secara spesifik bertemu dengan Asosiasi Margarin guna membahas peningkatan ekspor produk turunan kelapa sawit dari Indonesia ke Turki, melakukan kunjungan ke salah satu importir kopi terbesar di Turki, dan juga perusahaan pengolahan makanan dari hasil produk laut.
Advertisement