Liputan6.com, Jakarta Ada banyak pilihan sabun kewanitaan di pasaran. Namun, pastikan saat memilih bukan soal aromanya saja, cek juga kandungan di dalamnya.
"Kita harus cerdas terhadap sabun kewanitaaan yang digunakan. Jangan menggunakan based-nya antiseptik dibandingkan soap (sabun)," kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi Dinda Derdameisya.
Advertisement
Sabun kewanitaan mengandung antiseptik lebih banyak dibandingkan sabun, kata Dinda, malah membunuh bakteri baik yang ada di vagina. Akibatnya, keseimbangan pH di vagina jadi tidak baik.
"Jadi, pilih yang mengandung prebiotik, kemudian soap lebih banyak daripada antiseptiknya," kata Dinda dalam diskusi Pillow Talks with Andalan: Perempuan dan Berbagai Permasalahan ‘Intim’ yang Jarang Terungkapkan di Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
Jika sudah memilih sabun kewanitaan yang tepat bisa dipakai sekitar tiga kali seminggu. Dengan pemilihan sabun kewanitaan yang tepat bakal membantu menjaga pH vagina tetap asam. Hal ini bakal mencegah bakteri, jamur dan infeksi tidak mudah masuk ke organ kewanitaan.
Ketika vagina sehat, hal tersebut pun juga bakal berdampak pada kehidupan seksual yang lebih menyenangkan. Ketika aroma vagina normal tidak membuat pasangan jadi turn off maupun cepat-cepat mengakhiri sesi bercinta.
"Kalau vagina bau, itu bikin si wanita jadi tidak pede. Lalu, yang laki-laki jadi turn off, dia ingin cepat-cepat selesai (bercinta) padahal wanita belum mencapai klimaks atau orgasme," kata dokter yang juga seksolog Haekal Anshari di kesempatan yang sama.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Sabun Kewanitaan Bukan untuk Mengatasi Vagina Bau karena Infeksi
Satu yang perlu diingat bahwa sabun kewanitaan bukan untuk menyembuhkan vagina bau akibat infeksi. Jika sudah terjadi infeksi karena bakteri atau jamur atau pun penyakit menular seksual harus segera ke dokter.
"Sabun pembersih kewanitaan itu untuk menjaga kebersihan dan untuk mengontrol aroma yang kurang sedap. Jadi, bukan untuk menyembuhkan yang namanya infeksi. Itu yang suka salah kaprah," kata Brand Manager Andalan Femine Care, Maharani Anandita di kesempatan yang sama.
Jika memang aroma vagina itu menyengat tajam atau ami seperti ikan, sudah saatnya untuk berkonsultasi dengan dokter obstetri dan ginekologi.
"Jadi kalau sudah terkena infeksi, terus pakai sabun pembersih kewanitaan, itu tidak bisa mengobati. Karena ada pengobatan khusus dari dokter," kata wanita yang karib disapa Dita ini.
Advertisement