Liputan6.com, Jakarta Kabar bayi asal Banyuasin, Sumatra Selatan berusia 4 bulan meninggal dunia diduga karena terpapar kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) viral di media sosial. Kementerian Kesehatan RI pun sudah mendengar kabar dan sudah melakukan penelusuran.
"Iya, saya juga sudah mendengar kabar bayi 4 bulan yang meninggal itu. Langsung kontak ke dinas kesehatan di sana," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Anung Sugihantono ditemui di Gedung Kemenkes, Selasa (17/9/2019).
Advertisement
"Diagnosisnya itu tidak secara langsung (menyebut) penyebabnya karena (paparan) asap kebakaran hutan," jelas Anung.
Dari informasi yang diterima, Anung menyampaikan, bayi 4 bulan itu mengalami gejala sesak napas pada Sabtu, 14 September 2019. Bayi itu sudah menjalani perawatan dan pengobatan di tenaga kesehaan setempat tapi kondisi sang bayi tidak membaik hingga akhirnya dirujuk ke rumah sakit.
"Gejala awalnya sesak napas. Bayi itu berobat ke bidan lantas dirujuk ke rumah sakit (Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin) untuk mendapatkan perawatan PICU. Sayangnya, nyawanya tidak sempat tertolong," tutur Anung.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Pneumonia
Dokter yang menangani bayi 4 bulan itu, lanjut Anung, mendiagnosis dengan pneumonia (infeksi pada paru-paru). Pneumonia merupakan peradangan yang terjadi pada jaringan paru. Peradangan tersebut menyebabkan alveolus (kantong udara) terisi oleh cairan. Akibatnya paru-paru tidak dapat bekerja dengan baik seperti dikutip laman Klikdokter.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuasin Masagus M Hakim juga menegaskan pihaknya melakukan kunjungan ke rumah sakit yang merawat bayi tersebut. Hasil pemeriksaan medis, bayi didiagnosa pneumonia.
"Memang benar ada pasien bayi umur empat bulan alamat Talang Buluh Banyuasin berobat ke UGD dengan diagnosis pneumonia dan meninggal," ungkap Hakim.
Advertisement