Mimpi Gaet Wisman Lewat Wonderful Indonesia Culinary and Shopping Festival 2019

Indonesia hingga kini belum menjadi surga belanja wisata bagi wisatawan mancanegara.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 17 Sep 2019, 21:04 WIB
Jumpa pers Wonderful Indonesia Culinary and Shopping Festival 2019. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Wonderful Indonesia Culinary and Shopping Festival bakal kembali digelar selama sebulan, mulai 27 September 2019 hingga 27 Oktober 2019. Ajang yang masuk dalam Calender of Event Kementerian Pariwisata itu bakal digelar serentak oleh sekitar 300 pusat perbelanjaan di seluruh Indonesia.

Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap, lewat gelaran tersebut, Indonesia bisa menarik perhatian wisatawan mancanegara. Apalagi, kuliner dan belanja menempati porsi pengeluaran paling besar dari bujet turis asing.

"Untuk pariwisata, kuliner dan belanja ini sangat penting untuk kita dukung karena 30-40 persen, orang spending di dua ini, kulja istilahnya, kuliner dan belanja," kata Arief dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (17/9/2019).

Meski begitu, ia mengakui Indonesia masih belum bisa disebut surga wisata belanja. Ia mengaku perkembangannya tersandung aturan pajak, terutama untuk barang-barang mewah.

"Di kita 75 persen, di luar hanya 10 persen," ucapnya.

Selain itu, layanan tax refund dinilai belum maksimal. Jika perlu, Arief menyarankan agar pengelolaan tax refund diserahkan kepada pihak swasta, seperti praktik yang terjadi di Singapura dengan keberadaan Global Blue dan Tax Free.

"Tax refund jam sekian belum buka di bandara. Itu tidak bagus," kritik Arief.

Teraakhir, ia menilai belum ada factory outlet yang bisa menyediakan barang-barang branded dengan harga miring. "Kalau digabung factory outlet dan tax refund, hasilnya pasti akan dahsyat," ucapnya.

Di sisi lain, Kemenpar hanya mengandalkan pola promosi konvensional, yakni dengan menayangkan iklan komersial di sejumlah tv berbayar di beberapa kawasan ASEAN. Materi promosi yang dibuat oleh APPBI itu disebar terutama ke Singapura dan Malaysia.

"Kalau ASEAN saja sepertinya sudah cukup aware (dengan WICSF). Apalagi, selama empat tahun ini selalu sama waktunya. Tapi kali ini, harapannya lebih banyak orang yang tahu," ujar Vita Datau, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menambahkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Usulan APPBI

Menteri Pariwisata Arief Yahya, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata Vita Datau, dan jajaran APPBI dalam jumpa pers Wonderful Indonesia Culinary and Shopping Festival 2019. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan merespons usulan Kemenpar untuk mendirikan factory outlet yang menghadirkan sejumlah toko barang-barang branded di Indonesia. Ia merujuk pada Gotenba di Jepang.

"Tempatnya enggak boleh di pusat kota, tapi di luar, jadi berdiri sendiri. Jauh dari shopping mall sehingga enggak ganggu bisnis lain. Bahkan, bisa jadi destinasi wisata juga. Indonesia perlu dipertimbangkan untuk itu," kata Ridwan.

Ia juga menyebut peniadaan pajak barang-barang mewah cukup efektif menaikkan peringkat sebuah negara sebagai destinasi wisata belanja. Ia mencontohkan Malaysia yang kini masuk enam besar wisata belanja di dunia.

"Paling banyak Asia (wisatawan mancanegara) yang belanja di Indonesia. China banyak, Singapura, Malaysia, Jepang lumayan," kata Ridwan.

Terkait WICSF 2019, ia menjanjikan selain partisipan yang ikut serta jauh lebih banyak dari tahun lalu, tawaran diskon juga cukup menggiurkan, sampai 70 persen. Gelaran itu juga akan menghadirkan lebih banyak pameran kuliner daerah dan menggandeng UMKM.

"Targetnya, transaksi bisa tercapai Rp2,470 triliun," ucap Ridwan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya