Hadapi Kemarau Panjang, Pemerintah Data Stok Gula di Dalam Negeri

Pemerintah melakukan evaluasi stok dan juga produksi terkini dari sentra penghasil gula.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Sep 2019, 20:53 WIB
Pekerja tengah menata gula pasir di Gudang Bulog Jakarta, Selasa (14/2). Kesepakatan pembatasan harga eceran gula pasir atau gula kristal putih bakan dilaksanakan bulan depan oleh pemerintah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menggelar rapat koordinasi mengenai kebijakan industri gula. Rapat tersebut dihadiri oleh perwakilan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Menko Darmin mengatakan, rapat hari ini fokus pada evaluasi stok dan juga produksi terkini dari sentra penghasil gula. Mengingat saat ini, Indonesia tengah memasuki musim kemarau panjang.

“Ya membahas perkembangan seperti apa, produksi tahun ini, kemarau ini gimana," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (17/9).

Terkait kemungkinan adanya impor untuk mengantisipasi kekurangan stok, Menko Darmin menyebut belum ada pembahasan pasti dari Kementerian Perdagangan.

“Kita hanya mengevaluasi situasi, kita belum ada keputusan artinya kita minta penjelasan aja," jelasnya.

Begitupun saat ditanya mengenai kemungkinan impor raw sugar atau gula mentah berbentuk kristal, Menko Darmin meminta untuk ditanyakan langsung kepada Kementerian yang terkait yang mengurusi masalah impor.

"Ya tanya menteri yang mengurusi itu, kita enggak putuskan apa-apa soal itu," tandasnya.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Agar Untung, Pabrik BUMN Perlu Dapat Impor Gula Mentah

Ilustrasi Foto Gula Pasir (iStockphoto)

Petani tebu menilai sudah sepantasnya pabrik gula yang dikelola PTPN mendapat prioritas penugasan impor gula mentah (raw sugar) pada musim giling 2019.

Ketua Umum Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), HM Arum Sabil mengatakan‎, kentungan yang diperoleh dari pengolahan raw sugar atau gula mentah tersebut selain untuk menutup kapasitas produksi yang tidak terpakai (idle capacity) juga bisa digunakan untuk membeli tebu petani dan merevitalisasi mesin sehingga tingkat rendemen bisa lebih tinggi.

Menurut dia, alasan pemerintah memberikan penugasan ke swasta dengan dalih lebih efisien dan mesin lebih moderen dinilai mengada-ada dan hanya dijadikan pembenaran agar impor jatuh ke pihak swasta.    

Padahal setelah revitalisasi, sejumlah pabrik gula pemerintah telah dimodernisasi sehingga dipastikan mampu berkompetisi dengan pabrik gula swasta. 

"Sejumlah pabrik gula BUMN tutup karena kekurangan bahan baku. Kondisi idle capacity ini bisa diatasi dengan mengolah raw sugar sehingga pabrik gula BUMN bisa kembali beroperasi," ujar dia di Jakarta, Sabtu (29/6/2019).

Penurunan pasokan tebu antara lain diakibatkan penyempitan lahan tebu dan semakin menurunnya minat petani menanam tebu akibat harga tebu semakin murah.

Kondisi tersebut makin diperparah dengan ketidak mampuan petani membeli pupuk dan mengatasi biaya pengolahan.  

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya