Liputan6.com, Jakarta Bali dipercaya menjadi tuan rumah World Flower Council (WFC) Summit yang digelar pada 19-22 September 2019. Di acara itu, ada 300 peserta dari 30 negara di lima benua yang akan memadatkan The Westin Resort Nusa Dua, Bali.
Advertisement
Acara ini mengusung tema The Tropical Beauty of Indonesia. Nantinya Indonesia sebagai tuan rumah akan menyertakan 100 orang. Ada sekitar 200 orang dari negara lain yang ikut ambil bagian di acara ini, seperti Australia, Singapura, Malaysia, Tiongkok, Inggris, Belanda, Kenya, Saint-Kitts Nevis, Amerika Serikat, dan Kanada.
Nah salah satu alasan mengapa Pulau Dewata dipilih menjadi tempat WFC Summit 2019 karena Bali merupakan destinasi meeting, incentive, convention, exhibition (MICE) berlevel dunia.
“WFC Summit untuk kali kedua digelar di Indonesia. Bali tentu luar biasa dengan kekayaan flora tropisnya yang mekar dan harum. Eksotisnya bunga juga telah menyatukan semua,” ungkap International Chairman World Flower Council R Lynn Hoffman.
WFC memiliki member di 54 negara. Mayoritas, negara anggota tersebut memiliki perwakilannya di Bali. Buat Indonesia menjadi tuan rumah WFC bukan hal baru. Karena, Jakarta pernah menggelar kegiatan ini pada 2005. Saat itu WFC Summit 2005 diikuti oleh 250 peserta dari 27 negara.
Chapter Leader World Flower Council Indonesia Maya Solichin mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan flora khususnya bunga yang luar biasa.
“Setelah 14 tahun, akhirnya WFC Summit bisa digelar lagi di Indonesia. Dan, sekarang venue-nya ada di Bali. Dunia pun sudah tahu keindahan Bali. Berada di Indonesia, peserta WFC Summit akan menikmati beragam bunga eksotis khas nusantara. Bahkan, bunga punya pesan khusus. Bunga ini mewakili ragam etnis dan bahasa di Indonesia,” kata Maya.
Beragam kemeriahan akan digelar pada WFC Summit 2019. Event akan menampilkan Floral Fashion Show dengan tema Indonesia to The World. Beragam warna, bentuk, ukuran, dan keharuman bunga khas nusantara akan diadopsi jadi karya fashion eksotis.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menerangkan, WFC Summit 2019 jadi media branding efektif.
“Menggelar WFC Summit 2019 di Indonesia adalah pilihan terbaik. Indonesia ini merupakan cagar flora yang luar biasa. Ada beragam jenis bunga dengan kekhasannya masing-masing yang tersebar di seluruh wilayah nusantara. Dengan digelarnya WFC Summit 2019 di Indonesia tentu jadi media branding efektif. Selain eksotis, masyarakat Indonesia juga sangat ramah,” terang Rizki.
Menjadi skema Recover Bali, keramahan Indonesia diantaranya ditunjukan melalui agenda Gala Dinner. Kemenpar juga menyiapkan program City Tour bagi seluruh peserta WFC Summit 2019. Beberapa spot destinasi yang dikunjunginya adalah Heliconia Garden dan Panglipuran Village.
Kedua destinasi tersebut dijamin akan memberi kesan positif dan pengalaman terbaik bagi peserta WFC Summit 2019. Untuk Panglipuran Village, peserta akan disuguhi dengan keindahan alam.
Suasana destinasi ini masih alami. Rumah-rumah warganya kental dengan arsitektur Bali. Suasananya pun semakin eksotis dengan beragam bunga yang ditanam di pekarangan. Semuanya pun melebur dengan tradisi dan adat istiadat yang masih terpelihara.
“Mengunjungi beberapa destinasi, peserta WFC Summit akan mendapatkan eperience luar biasa. Sebab, harmoni antara budaya dan alam terpelihara sangat bagus. Kami berharap, para peserta datang lagi pada lain waktu ke sana,” jelas Rizki lagi.
Peserta WFC Summit 2019 diajak berkujung ke kawasan Uluwatu. Di sana, mereka disuguhi Tari Kecak Uluwatu. Tarian ini sudah dikembangkan 1930. Keunikan tarian tersebut diantaranya, ditampilkan di atas tebing kawasan Pura Uluwatu.
Selain tarian, wisatawan bisa menikmati indahnya laut lengkap dengan sunsetnya. Tari Kecak Uluwatu dibawakan 50 penari. Mereka duduk melingkar sembari serentak mengucapkan kata cak-cak-cak-cak. Alur cerita yang diangkat adalah Ramayana dengan tokoh Rama, Sinta, Rahwana, Hanoman, hingga Sugriwa.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani memaparkan, WFC Summit 2019 positif bagi pariwisata Bali.
“Beragam konten luar biasa dimiliki oleh Bali. Destinasi Uluwatu sangat menginspirasi. Semuanya akan memberi kesan positif bagi wisatawan yang datang ke sana. Dan, kehadiran peserta WFC Summit tentu memberi impact positif bagi pariwisata Bali. Selain arus wisatawan, MICE yang digelar menghidupkan industri pariwisatanya,” papar Ricky.
Bali sendiri masih menjadi destinasi pilihan wisatawan mancanegara. Pergerakan wisatawan di Bali sepanjang 2019 positif. Dari rentang Januari-Juni, jumlah arus wismannya mencapai 2,9 Juta orang.
Jumlah ini menempatkan Pulau Dewata sebagai pintu masuk wisman terbesar di Indonesia dengan kontribusi 36,5 persen. Jumlah total kunjungan wisman pada rentang tersebut adalah 7,83 Juta orang. Di bawah Bali, kontributor terbesar berikutnya adalah Kepulauan Riau dan Jakarta.
“Bali destinasi populer dunia. Alam dan budayanya eksotis. Bunga juga sangat lekat dengan kehidupan masyarakat Bali. Sebab, bunga menjadi bagian aktivitas religi. Dengan kekhasannya, Bali akan menjadi tempat terbaik untuk menggelar WFC Summit 2019. Dan, Indonesia menawarkan beragam destinasi menarik seperti 10 Destinasi Prioritas” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang juga Menpar Terbaik ASEAN.
(*)
Baca Juga
Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja Indonesia, Menaker Lepas 750 Peserta Pemagangan ke Jepang
Tinjau Pasar Prawirotaman, Mendag Budi Optimis Harga Bapok Stabil dan Pasokan Terjaga Jelang Nataru
Sikap Tegas Mendag Budi Santoso, Segel Mesin Pompa SPBU di Sleman yang Rugikan Masyarakat Rp1,4 Miliar per Tahun