Liputan6.com, Aceh - Luas kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di Aceh per Januari-Agustus mencapai 379 hektare dengan jumlah 110 kali kejadian. Kerugian akibat bencana ini ditaksir Rp2,5 miliar.
Karhutla juga mendominasi frekuensi kejadian bencana di provinsi itu pada Agustus lalu. Dari 129 kejadian bencana pada bulan tersebut, 67 di antaranya adalah karhutla.
Sepanjang Januari-Juli, karhutla mencapai 233,4 hektare dengan jumlah 110 kali kejadian di 12 kabupaten. Pada Juni menduduki peringkat ketiga bencana paling tinggi, yang tersebar di 11 kabupaten.
Baca Juga
Advertisement
Kabupaten dengan frekuensi karhutla tertinggi saat itu adalah Aceh Barat, disusul Nagan Raya. Api terus merembet seiring upaya pemadaman yang terus dilakukan.
Satu bulan kemudian, Aceh Barat berstatus siaga darurat asap, terhitung sejak 5 Agustus hingga 31 Oktober. Bupati bahkan mengirim surat kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar menurunkan armada helikopter penyemprot air.
Karhutla di kabupaten itu tersebar di tujuh kecamatan. Luas karhutla sempat bertengger di angka 121,8 hektare, namun berangsur turun.
Berbeda dengan kabupaten lain, kabut asap di Aceh Barat sempat memakan korban. Tujuh siswa dilaporkan tumbang, tiga di antaranya dirujuk ke rumah sakit.
Seorang petugas pemadam kebakaran sempat dilarikan ke rumah sakit karena yang bersangkutan semaput ketika memadamkan api. Warga setempat pun mengeluh karena kabut merambah ke lintasan utama, dan mengganggu pemandangan.
Dinas Kesehatan setempat berinisiatif membagi ribuan masker kepada masyarakat. Ini dinilai tidak banyak membantu karena titik api yang merupakan biang masalah belum padam.
Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Aceh (BPBA) telah mengirimkan bantuan mobil tangki dan peralatan lainnya. Hasilnya tidak terlalu signifikan sebelum armada bantuan BNPB tiba, dibantu hujan yang mengguyur dalam satu pekan sebelum api padam.
Karhutla Aceh sejak 2014
BNPB menjadikan Aceh sebagai provinsi dengan jumlah karhutla tertinggi per Januari-Agustus 2019. Menyusul dua provinsi dengan tingkat karhutla paling tinggi, yakni, Kalimantan Tengah dan Riau.
Rekapitulasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), luasan karhutla di Aceh sepanjang 2014-2018 yakni, 155,66; 913,27; 9.158, 45; 3.865,16; 1.284,70; 606, 00.
Tidak tercatat ada tersangka atau pelaku dalam kasus karhutla di Aceh sepanjang 2018, hingga September 2019. Hanya saja, polisi di Aceh Barat telah memeriksa sepuluh saksi dari 13 orang yang diperiksa, terdiri dari warga dan pemilik lahan.
Hingga hari ini, karhutla masih terjadi di Aceh. Sebanyak 5 hektare lahan di kawasan pegunungan Desa Lhok Pawoh, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Selatan, terbakar pada Rabu (18/8/2019).
"Api dipadamkan manual. Api semakin meluas disebabkan embusan angin kencang dan cuaca yang panas," sebut Kalak BPBD Aceh Selatan, dalam keterangannya kepada Liputan6.com, Rabu sore.
Advertisement