Banyak Jalan Kurangi Sampah Rumah Tangga, dari Buah Lerak hingga Bees Wax

Solusi dalam mengurangi sampah rumah tangga ini disampaikan Demi Bumi yang bekerja sama dengan Alun-Alun Indonesia.

oleh Asnida Riani diperbarui 20 Sep 2019, 08:03 WIB
Workshop 'Solusi Kurangi Sampah Rumah Tangga' oleh Demi Bumi di Alun-Alun Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, 18 September 2019. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - "Saya nggak mau pakai plastik ya, mas," begitulah 'kalimat sakti' yang diucapkan founder Demi Bumi, Jessica Halim, ketika tengah berbelanja kebutuhan sehari-hari. Konsep tolak sebelum menerima telah dijalani ibu dua anak tersebut guna mengurangi sampah rumah tangga, khususnya plastik.

Komitmen ini dijalani Jessica setelah secara miris ia mengetahui bahwa sebagian sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) berasal dari rumah tangga. Concern utamanya adalah mengurangi sampah kemasan yang sangat mungkin hanya sekali pakai.

"Apalagi, saya bekerja sebagai graphic designer selama belasan tahun. Saya bantu menciptakan ragam kemasanSembari terus mengedukasi klien, saya merasa punya tanggung jawab mengurangi pemakaian kemasan dari diri saya sendiri," katanya di workshop "Solusi Mengurangi Sampah Rumah Tangga" di Alun-Alun Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu, 18 September 2019.

Langkah pertama adalah dengan menggantikan ragam produk berpotensi jadi sampah rumah tangga, seperti pasta gigi, lotionshower gel, dan facial cream dengan bahan alami. Mereka adalah gula, garam, tepung jagung, batu apung, biji aprikot, silika, bubuk kopi, dan kulit biji kenari.

"Pemanfaatannya memang harus riset lagi. Karena kombinasi bahannya tidak bisa sembarangan supaya tepat guna," jelas Jessica. 

Highlight-nya, ia memanfaatkan buah lerak untuk banyak kebutuhan rumah tangga. Di antaranya, mencuci pakaian, membasmi serangga, biopestisida, mencuci piring, sebagai sampo, sabun cuci tangan, sabun mandi, pembersih lantai, dan membasmi kutu hewan peliharaan.

Jessica lalu menjelaskan cara membuat sabun cair dari buah lerak. Anda membutuhkan satu mangkuk berisi buah lerak, empat mangkuk air, dan 10--15 daun jeruk atau lemon sebagai aroma. Masukkan semua bahan ke panci dan rebus selama satu jam dengan api kecil. Saring ke dalam wadah dan sabun cair siap digunakan.

Sementara untuk mencuci pakaian dan mengurangi sampah rumah tangga berupa kemasan deterjen, caranya masukkan 5--8 buah lerak ke dalam kantung jaring ditambah essential oil dengan aroma sesuai selera. Campuran di dalam kantung jaring tinggal dicampurkan dengan baju.


Manfaatkan Bank Sampah

Workshop 'Solusi Kurangi Sampah Rumah Tangga' oleh Demi Bumi di Alun-Alun Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, 18 September 2019. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Sampah rumah tangga juga dikurangi Jessica dengan memanfaatkan bank sampah. Langkah pertama yang dilakukan tentu dengan memilah sampah itu sendiri. "Sampah kemasan itu harus kita cuci dulu. Metodenya kayak cuci piring. Jadi, selesai konsumsi, langsung dicuci. Kalau dibiarin numpuk nanti malas cuci," katanya.

Selama beberapa lama, biasanya dua minggu, Jessica akan mengantarkan sampah yang telah dipilah ke induk bank sampah terdekat. Ia menyarankan untuk lebih dulu mengecek jenis sampah apa saja yang diterima dan tidak oleh bank sampah.

"Kemudian, cari alamat bank sampah terdekat dari rumah Anda. Kalau saya, biasanya cari yang induk," katanya. Sampah yang dibawa dan diterima bank sampah nantinya akan digantikan uang mulai dari Rp300 per kilogram (kg).

Food wrap jadi sampah plastik selanjutnya yang dikurangi Jessica dengan membuat beeswax wraps. Memanfaatkan kain full katun dan kertas roti atau minyak, dua bahan utama yang dimanfaatkan adalah bekas sarang lebah yang parut, juga virgin coconut oil.

"Pertama, taruh kain katun di atas kain roti atau minyak. Taruh campuran bekas sarang lebah dan virgin coconut oil yang sudah diaduk rata. Lipat kertas minyak yang kemudian secara otomatis melipat kain katun, setrika secara merata," paparnya.

Di bagian lipatan, Anda harus menekan sedikit dengan ujung setrika. Setelah itu, buka lipatan dan biarkan kain katun mengering dengan tekstur kaku. Ia kemudian akan mengikuti bentuk wadah dengan cara ditekan menggunakan jari.

"Cara ini bisa diulangi kalau wax sudah hilang, jadi saat kain tidak nempel atau kaku lagi. Saya biasanya akan ulang proses ini selama enam bulan sekali," tambahnya.

Sementara sampah organik, seperti bubuk kopi, potongan buah, dan sisa sayur, semua langsung dimanfaatkan Jessica sebagai kompos.


Acara Rutin Setiap Minggu

Workshop 'Solusi Kurangi Sampah Rumah Tangga' oleh Demi Bumi di Alun-Alun Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, 18 September 2019. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Workshop Solusi Kurangi Sampah Rumah Tangga ini adalah satu dari sekian banyak rangkaian acara Komunitas Pelestari Kriya yang diselenggarakan setiap Rabu di Restoran Palalada, Alun Alun Indonesia, Grand Indonesia, Jakarta.

Acara ini merupakan upaya Alun-Alun Indonesia melestarikan eksistensi produk asli Indonesia agar tetap digemari dan dicari tidak saja oleh ibu-ibu, namun juga anak muda.

Tujuan lainnya, yakni mengajak para konsumen lebih menghargai hasil karya pengrajin Indonesia yang kualitasnya tak kalah bersaing dengan produk internasional.

Alun Alun Indonesia bekerja sama dengan komunitas yang membuat produk sulam, rajut, serta handicraft yang berasal dari bahan daur ulang, terutama menggantikan plastik sebagai wadah dan kemasan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya