Tiga Pesawat Siaga untuk Pencarian Twin Otter PT Carpediem Aviasi Mandiri

Arah pencarian pesawat Twin Otter hari kedua menuju Ilaga. Cuaca hari ini cerah dan sedikit berawan sebagian

oleh Katharina Janur diperbarui 19 Sep 2019, 08:00 WIB
Twin Otter PK - CDC seri 400 yang memiliki base di Bandara Timika. Pesawat ini biasa disewa untuk rute pedalaman Papua. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Liputan6.com, Jayapura - Cuaca cerah mengiringi keberangkatan pesawat jenis Twin Otter PK - CDJ Seri 400 yang berisikan 13 penumpang yang terdiri dari Rescuer Kansar Timika sebanyak 4 orang, Anggota Brimob Detasemen B Timika sebanyak 4 orang, TNI AU Timika sebanyak 1 orang, dan crew pesawat sebanyak 4 orang.

Hari ini adalah pencarian hari kedua bagi tim SAR gabungan di Timika dalam pencarian pesawat Twin Otter PK - CDC seri 400 yang menempuh perjalanan dengan rute Timika – Ilaga.

Kepala SAR Timika Monce Brury menuturkan dalam pencarian hari ini baru melibatkan satu pesawat milik maskapai penerbangan PT Carpediem Aviasi Mandiri.

"Arah pencarian menuju Ilaga. Cuaca hari ini cerah tapi sedikit berawan sebagian, semoga ada hasil dalam pencarian hari ini," jelas Monce, dihubungi Liputan6.com lewat gawainya, Kamis (19/9/2019).

Monce menyebutkan hari ini ada 3 pesawat yang disiagakan dalam pencarian yakni 1 maskapai dari perusahaan PT Carpediem, lalu 1 pesawat tipe caravan dari TNI AU, dan 1 pesawat jenis Cassa dari TNI AU.

"Sementara Airfast milik PT Freeport Indonesia disiagakan hanya untuk evakuasi. Kami masih fokus pencarian pesawat Twin Otter dan sampai saat ini belum ada sinyal dari pesawat yang terdeteksi," jelasnya.

 


Penerbangan ke Ilaga

Pencarian tim SAR gabungan di Timika untuk Twin Otter PK - CDC seri 400 yang memiliki base di Bandara Timika. (Liputan6.com/Humas Polda Papua/Katharina Janur)

Penerbangan dengan rute Timika-Ilaga memang selalu mendebarkan. Penerbangan ke jalur pegunungan ini hanya dapat ditempuh dengan pesawat berbadan kecil, maksimal berisi 8-12 orang dengan tipe Twin Otter.

Jika cuaca cerah, penumpang dari atas pesawat dapat menikmati keindahan hamparan pegunungan. Keindahan alam ini, biasa dinikmati jika cuaca cerah pada penerbangan pagi hari, mulai pukul 06.00-09.00 WIT. Sesekali bahkan pesawat bisa melewati celah pegunungan itu.  

Jangan tanya jika cuaca dalam rute penerbangan itu sudah mulai berawan atau berangin, tetap saja penumpang di atas pesawat hanya merasakan goncangan dan pegunungan yang tertutup awan.

Walau pesawat Twin Otter PK - CDC seri 400 yang menempuh perjalanan dengan rute Timika – Ilaga, sekitar pukul 10.54 WIT telah lepas landas dari Bandara Mozes Kilangin Timika dalam keadaan cuaca cerah, namun pada penerbangan yang harusnya hanya ditempuh dengan jarak waktu 30-40 menit, pesawat yang mengangkut 4 orang ini kehilangan kontak dengan bandara Timika ataupun Bandara Aminggaru Ilaga.

Informasi yang diterima Liputan6.com, pukul 10.54 WIT Pesawat mengajukan permintaan untuk melalui jalur UPAS dan menginformasikan ETA (estimate Time Arrival)/ tiba di Ilaga (WAYL) pukul 11.09 WIT, dan disetujui oleh ATC dan diarahkan oleh ATC untuk mengikuti tiba procedure 122.9 (Freq komunikasi antar Pilot).

Lalu pukul 12.30 WIT sampai dengan berakhirnya NOTAM Ilaga pukul 12.30 WIT pihak Airnav Bandara Aminggaru Ilaga belum mendapatkan kontak radio dari pesawat Twin Otter, sehingga pihak Airnav memperpanjang NOTAM sampai dengan pukul 13.00 WIT.

Pukul 13.00 WIT Bandara Aminggaru Ilaga telah ditutup penerbangan dan posisi pesawat belum diketahui dan pencarian dihentikan.

"Pesawat-pesawat kecil di Bandara Ilaga itu maksimal masuk dan keluar bandara sekitar pukul 11.00 WIT atau lewat sedikit. Di atas jam 12.00 WIT biasanya Bandara Ilaga sudah tutup, sebab jam 12.00 WIT ke atas adalah waktu yang rawan untuk penerbangan karena cuaca tak bersahabat," jelas Anna, salah satu ASN di Kabupaten Puncak.

Sebelumnya, pada Rabu (18/9/2019), pukul 10.54 WIT pesawat jenis  Twin Otter Series 400 Type DHC6 dengan Nomor registrasi PK-CDC hilang kontak dalam perjalanan Timika-Ilaga.

Pesawat dengan misi kargo mengangkut 1.700 kg beras bulog milik Pemkab Puncak dan satu penumpang bernama Bharada Hadi Utomo yang merupakan anggota Brimob, serta 3 crew pesawat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya