Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melemah pada perdagangan Rabu tetapi tetap bertahan di level psikologis USD 1.500 per ounce setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) memangkas suku bunga.
Mengutip CNBC, Kamis (19/9/2019), harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD 1.497 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,5 persen ke level USD 1.505 per ounce.
"Pasar emas cukup sensitif terhadap kebijakan DOMC dan the Fed tahun ini sehingga harapan penurunan suku bunga sangat mendukung kenaikan harga emas," jelas analis logam mulia HSBC, James Steel.
Baca Juga
Advertisement
The Fed menyetujui pemangkasan suku bunga seperempat poin. Lagkah ini sesuai dengan harapan para pelaku pasar.
Namun, pembuat kebijakan moneter di bank sentral tersebut masih terpecah mengenai perlunya pelonggaran lebih lanjut karena data ekonomi AS membaik.
Ketua the Fed Jerome Powell akan diharapkan untuk menjelaskan posisi bank sentral dalam konferensi pers setelah keputusan suku bunga.
"Pelaku pasar akan mencari sinyal rencana untuk penurunan suku bunga ke depan." jelas Bob Haberkorn, analis senior di RJO Futures.
"Jika (Fed) bahasa mereka menyinggung fakta bahwa ada pemotongan lagi yang datang antara Oktober dan Desember, maka emas dan perak akan mendapat manfaat besar, "lanjut dia.
Investor juga fokus pada pertemuan kebijakan Bank of Japan pada hari Kamis.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Lebih Untung Mana, Investasi Emas Atau Deposito?
Perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie mengungkapkan sebenarnya produk-produk investasi tidak bisa dibandingkan satu sama lain. Sebab masing-masing punya karakter tersendiri yang berbeda dengan produk investasi lain.
Misalnya investasi emas dan deposito. Kedua jenis investasi tersebut, tegas dia tidak bisa dibandingkan mana yang lebih baik.
BACA JUGA
"Jadi saat kita berinvestasi prinsipnya pasti ada risiko. Tidak mungkin invetasi tidak ada risiko. Risiko yang kita kenal ada risiko likuiditas, risiko gagal bayar, dan risiko fluktuasi," ungkap dia, saat ditemui, di Jakarta, Rabu (18/9).
Alasan pertama, sebab keduanya memiliki jenis risiko yang berbeda. Investasi emas memiliki risiko fluktuasi harga. Sementara investasidi deposito memiliki risiko likuiditas dan gagal bayar.
"Deposito dan emas itu punya risiko yang berbeda. Deposito risikonya likuiditas dan gagal bayar. Kalau banknya collapse, duit kita tidak balik. Emas itu agak beda, karena risikonya fluktuasi harga.Tapi pada saat dia pegang fisik emasnya, maka itu menjadi milik dia. Dia tidak tergantung pada pihak ketiga," ujar dia.
Advertisement