Homepod Siap Beroperasi di Mandalika

Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Regonal III Kementerian Pariwisata Harwan Ekon Cahyo bersama dengan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB H. Lalu Moh. Faosal secara resmi meluncurkan homepod di Desa Kuta Mandalika.

oleh Liputan6.com pada 19 Sep 2019, 10:14 WIB
Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Regonal III Kementerian Pariwisata Harwan Ekon Cahyo bersama dengan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB H. Lalu Moh. Faosal secara resmi meluncurkan homepod di Desa Kuta Mandalika.

Liputan6.com, Jakarta Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Regonal III Kementerian Pariwisata Harwan Ekon Cahyo bersama dengan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB H. Lalu Moh. Faosal secara resmi meluncurkan homepod di Desa Kuta Mandalika.

Peresmian ditandai dengan menggunting pita, yang berarti homepod siap beroperasi dan siap untuk digunakan sebagai salah satu solusi amenitas sementara untuk selamanya bagi wisatawan selain hotel dan homestay. Bangunan homepod setinggi 5.5m terdiri 2 lantai, dilengkapi dengan fasilitas 2 tempat tidur, AC, televisi, pemanas dan fasilitas lainnya.

Pariwisata Mandalika dipastikan melesat kencang tahun 2020. Sebab amenitas, atraksi, dan aksesibilitasnya semakin lengkap. Terbaru adalah pemasangan nomedic amenities, homepod, di Desa Kuta. Belum lagi jika pembangunan sirkuit MotoGP rampung tahun depan.

Semakin berkembangnya Mandalika sebagai Destinasi Super Prioritas terungkap dalam Sosialisasi Pengembangan Atraksi Destinasi Wisata di Mandalika, Rabu (18/9). Hadir dalam kesempatan itu Asdep Pengembangan Destinasi Regional III Harwan Ekon Cahyo.

“Sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, Kementerian Pariwisata turut mempercepat pengembangan destinasi super prioritas. Termasuk di Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Dari sisi amenitas, kita lengkapi Mandalika dengan homepod di Desa Wisata Kuta,” papar Harwan.

Dijelaskannya, konsep nomadic amenities berupa homepod ini tidak hanya dipasang di Mandalika. Tetapi disejumlah destinasi super prioritas lain. Khususnya Regional III.

“Selain Mandalika, homepod juga kita pasang di Labuan Bajo. Setelah itu, akan dilakukan launching homepod di Wakatobi dan Morotai yang merupakan wilayah pengembangan Destinasi Regional Wilayah Timur,” terangnya.

Harwan menambahkan, pesatnya pembangunan di Mandalika harus ditunjang juga dengan kesiapan SDM. Hal ini dilakukan dalam Sosialisasi Pengembangan Atraksi Destinasi Wisata di Mandalika.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah membekali para peserta untuk meningkatkan kualitas atraksi dan daya tarik pariwisata. Serta meningkatkan daya saing destinasi pariwisata di NTB. Khususnya Mandalika. serta mendukung upaya peningkatan jumlah kunjungan wisman dan pencapaian target kunjungan wisman,” terangnya.

Sementara Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman mengatakan, Kementerian Pariwisata, pemda, dan dinas pariwisata telah melakukan beragam usaha untuk membangkitkan pariwisata Mandalika.

“Usai ditetapkan sebagai salah satu dari 10 Bali Baru, dan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dua tahun lalu oleh Presiden Joko Widodo, berbagai potensi wisata kawasan tersebut satu per satu muncul. Mandalika mulai dilirik wisatawan. Yang terbaru Presiden menaikkan status Mandalika dari Prioritas menjadi Destinasi Pariwisata Super Prioritas dalam rapat terbatas tanggal 15 Juli 2019 di Istana Negara. Penetapan dimaksudkan untuk lebih mempercepat pembangunan Mandalika menjadi destinasi berkelas dunia. Terlebih di tahun 2021 akan dihelat event internasional MotoGP di Mandalika,” paparnya.

Dadang menambahkan, Presiden Jokowi meminta pembangunan Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), rampung di tahun 2020. Atau, setahun sebelum balapan MotoGP Indonesia dimulai pada 2021.

“Presiden Jokowi meminta pembangunan fasilitas dan infrastruktur pendukung ajang balap motor paling elite itu segera dilaksanakan. Tujuannya, untuk mempercepat target di tahun 2020. Pembangunan kawasan pariwisata Mandalika dan penyelenggaraan MotoGP merupakan upaya untuk menggerakkan perekonomian di wilayah sekitar dan berimbas kepada peningkatan perekonomian nasional,” ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat M Lalu Faozal menyambut baik pembangunan yang terus dilakukan di Mandalika.

“Dengan keseriusan Presiden dan Komitmen Kementerian Pariwisata, pembangunan di Mandalika akan semakin cepat. Pariwisata Mandalika akan semakin pesat dan segera menjelma menjadi destinasi unggulan di Indonesia,” paparnya.

Keyakinan itu didasari dari keberhasilan Menteri Pariwisata Arief Yahya menyulap pariwisata Indonesia menjadi sektor unggulan. Beberapa keberhasilan yang telah diraih oleh Kementerian Pariwisata di bawah kepemimpinan Arief Yahya, antara lain Pertumbuhan pariwisata tercepat. Menurut sumber World Travel and Tourism Council (WTTC) tahun 2018, Indonesia peringkat 9 pertumbuhan pariwisata tercepat di dunia, peringkat 3 pertumbuhan pariwisata tercepat di Asia, peringkat 1 pertumbuhan pariwisata tercepat di Asia Tenggara.

Pertumbuhan kunjungan wisatawan di Indonesia meningkat dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan pariwisata dunia Indonesia, growth : 12,58%. Dan rata-rata pertumbuhan tahunan, Compound Annual Growth Rate (CAGR) jumlah wisman mengalami peningkatan, dari 9% pada periode 2009-2013 menjadi 14% pada periode 2014-2018.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengemukakan Mandalika memiliki potensi yang sangat besar. Potensi yang harus bisa digali dengan maksimal.

“Penetapan Mandalika sebagai destinasi super prioritas tentu tidak sembarangan. Ada dasar pemikirannya. Mandalika memiliki culture dan nature yang luar biasa. Destinasi ini juga semakin berkembang. Hal ini tentu sangat positif buat pariwisata Indonesia dan NTB,” paparnya.

Namun, penetapan Mandalika sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas harus dibarengi dengan percepatan pembangunan di bidang tata ruang (pengaturan dan pengendalian tata ruang), akses dan konektivitas (airport, terminal, pelabuhan, dermaga dan akses menuju destinasi wisata), fasilitas di lokasi wisata (penataan PKL, restoran dan toilet).

“Yang tidak kalah penting adalah peningkatan sumber daya manusia (pelatihan budaya kerja, pelayanan, kebersihan), produk local (pasar, pasar seni, tarian budaya dan tarian tradisional), promosi (promosi besar-besaran dan terintegrasi). Saat ini semua K/L dan BUMN terkait seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian KLHK, Kementerian PUPR, Kemendes, Kementerian Keuangan, Bappenas, PT Angkasa Pura diarahkan untuk pembangunan dalam rangka mendukung pengembangan pariwisata sebagai penghasil devisa utama bagi negara,” papar mantan Dirut PT Telkom itu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya