Ahli: Ingin Pernikahan Langgeng, Utamakan Kebahagiaan Istri

Untuk mendapatkan pernikahan bahagia, apakah yang sebenarnya harus didahulukan?

oleh Sulung Lahitani diperbarui 20 Sep 2019, 12:00 WIB
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta - Sekitar 4-50 persen pasangan menikah di Amerika Serikat memutuskan untuk menyerah dan bercerai. Anda mungkin berpikir hal seperti itu tak akan terjadi pada Anda, tapi nanti dulu. Apa benar demikian?

Untuk mendapatkan pernikahan bahagia, apakah yang sebenarnya harus didahulukan? Sebuah penelitian menjawab tentang hal tersebut.

Penelitian tersebut mengklaim bahwa semakin puas seorang istri dalam hubungan jangka panjang, semakin bahagia seorang suami dengan hidupnya. Triknya melibatkan psikologi wanita.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Efek positif istri bahagia

Gambar ilustrasi

Saat seorang istri puas pada pernikahannya, ia akan melakukan lebih banyak untuk pasangannya. Ini memiliki efek positif pada kehidupan suami.

Sebanyak 394 pasangan dianalisis dan rata-rata mereka menikah selama 39 tahun. Di sinilah beberapa hal menarik terjadi. Secara umum, pasangan-pasangan tersebut menilai kepuasan hidup mereka sebagai tinggi dengan poin 5-6.

 

 


Istri bahagia pengaruhi suami

ilustrasi pasangan/Photo by Creation Hill from Pexels

Yang lebih mengejutkan adalah bahwa peringkat suami tentang pernikahan lebih positif daripada istri mereka. Wanita yang bahagia akan membuat suaminya lebih bahagia.

Satu lagi temuan menarik, penelitian ini juga menyimpulkan bahwa istri menjadi kurang bahagia jika pasangannya sakit. Pada saat yang sama, tingkat kebahagiaan suami tak berubah saat istri mereka sakit. Mengapa hal itu terjadi?

 

 


Suami sakit buat istri stres

Ilustrasi Sakit Flu dan Demam (iStockphoto)

Penjelasannya sederhana. Saat suami sakit, istri akan merawat suaminya. Ini bisa membuat stres bagi istri terlebih dengan segala pekerjaan rumah lainnya.

Tapi saat sang istri sakit, ia justru akan lebih bergantung pada anaknya. Terlebih jika ia memiliki anak perempuan. Karena hal ini, suaminya tak akan mengalami tingkat stres yang sama.

 


Wanita lebih rentan terhadap tekanan

Ilustraasi foto Liputan6

Melansir dari Brightside.me, Profesor Paul Dolan juga mengklaim dalam bukunya, Happy Ever After: Escaping The Myth of The Perfect Life, dalam pernikahan sebenarnya pria lebih diuntungkan daripada wanita. Wanita yang sudah menikah hidup lebih sedikit di bawah tekanan pernikahan, sementara pria yang sudah menikah berusia lebih panjang.

Ini menunjukkan bahwa pasangan benar-benar dapat meningkatkan hubungan mereka jika mereka berdua mempertimbangkan kebutuhan masing-masing selama sakit dan kesulitan lainnya. Kedua pasangan perlu menunjukkan perhatian dan cinta untuk hidup bahagia bersama.

 

 


Istri bahagia, pernikahan pun akan bahagia

Ilustraasi foto Liputan6

Kesimpulan dari penelitian ini mungkin tidak mengejutkan bagi sebagian orang. Tingkat kebahagiaan seorang suami tak memiliki dampak yang sama pada kualitas pernikahan, sedangkan bagi seorang istri, perasaan tak bahagia bisa sangat merusak hubungan mereka.

Jadi aturan sederhananya adalah: istri bahagia, pernikahan pun akan bahagia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya