Liputan6.com, Jakarta - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) bersama Universitas Gadjah Mada (UGM), melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU). Kerja sama ini berhubungan dengan Kemitraan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat di Gedung Rektorat UGM, Yogyakarta.
Kerja sama ini ditandatangani oleh Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU dan Presiden Direktur TMMIN, Warih Andang Tjahjono.
Baca Juga
Advertisement
Dijelaskan Warih, industri Indonesia dituntut untuk terus meningkatkan daya saing, agar bisa memberikan kontribusi yang lebih kepada bangsa Indonesia.
"Kami yakin bahwa salah satu kunci utama untuk mencapainya, adalah dengan kemitraan yang erat dengan akademisi. Semoga beragam riset yang yang kami jalankan dengan UGM, dapat mengawali hubungan yang lebih erat lagi dengan dunia pendidikan," ujar Warih, dalam keterangan resmi yang diterima Liputan6.com.
Sebagai bagian dari upaya mengembangkan riset industri dan link & match antara industri dengan akademisi, kemitraan riset antara TMMIN dan UGM mencakup topik-topik yang menjadi perhatian industri seperti energi baru dan terbarukan, lingkungan hidup, produktivitas dan efisiensi, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Dalam bidang energi baru dan terbarukan, peneliti dari UGM akan mengkaji teknologi pembuatan biodiesel dari kelapa sawit yang menghasilkan produk dengan kualitas tinggi dan harga terjangkau.
Dalam bidang lingkungan hidup, peneliti UGM akan mengkaji penggunaan tanaman kenaf yang memiliki nilai ekonomis untuk konservasi lahan gambut, serat kenaf ini juga merupakan serat organik yang memiliki beragam kegunaan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Riset
Untuk bidang produktivitas dan efisiensi, peneliti UGM akan mengkaji upaya pembetukan ekosistem yang dapat mendukung inkubasi, dan pertumbuhan Industri Menengah dan Kecil (IKM) dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
Peneliti UGM juga akan mengembangkan kompetensi SDM berbasis industri dengan membangun robot industri berbasis kecerdasan buatan.
"Ke depannya, persaingan akan terjadi bukan lagi antar perusahaan atau industri melainkan antar ekosistem. Oleh karena itulah ekosistem industri yang kompetitif harus terus menerus dibangun dengan meningkatkan kerjasama triple helix antara industri, akademisi, dan pemerintah," pungkas Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT TMMIN, Bob Azam.
Advertisement