Sushi Memang Tampak Lezat, tapi Apakah Sehat?

Sushi yang berisi ikan segar dan sayuran tampak lezat, tapi makanan itu sehat atau tidak.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 20 Sep 2019, 14:00 WIB
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Sushi bisa menjadi makanan yang menggugah selera, terutama bagi para pecinta sushi. Sushi yang berisi ikan segar, seperti salmon, tuna, dan sayuran tampak lezat dimakan.

Lantas apakah sushi termasuk makanan yang sehat? Ahli diet dan gizi Rebekah Blakely menjawab, tidak semua sushi itu sehat, tergantung bahan dan cara menyiapkannya.

"Banyak orang menganggap sushi sebagai salah satu pilihan makanan paling sehat saat makan di luar. Ya, dan itu bisa saja," kata Blakely, dikutip dari MSN, Jumat (20/9/2019). “Namun, tidak semua sushi adalah makanan sehat untukmu. Itu sangat tergantung pada bahan yang digunakan dan bagaimana persiapannya."

Yang perlu diperhatikan, sushi roll biasanya berisi makanan laut dan sayuran yang dibalut nasi putih. Nasi dicampur dengan cuka dan gula lalu digulung rapat.

“Satu gulungan sushi dapat berisi setengah cangkir hingga satu cangkir beras. Biasanya 300 hingga 500 kalori (untuk sebagian besar gulungan spesial). Banyak orang memesan dua atau tiga sushi roll," lanjut Blakely.

“Penelitian menunjukkan hubungan antara asupan tinggi karbohidrat olahan, misal nasi putih dan peningkatan gula darah dan insulin, yang meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung.”

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Manfaat Kesehatan dari Sushi

Manfaat dari sushi. (AFP)

Blakely menambahkan, ada penelitian tentang seseorang yang mematuhi pedoman makanan Jepang memiliki tingkat kematian 15 persen lebih rendah.

"Ini termasuk makan makanan contohnya sushi, ikan, acar sayuran, miso, dan rumput laut," jelasnya. "Sushi menawarkan banyak manfaat kesehatan, dari yodium dalam rumput laut (meningkatkan kesehatan tiroid) hingga vitamin A (untuk kulit bercahaya dan sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat).

Penelitian lain menunjukkan manfaat dari mengonsumsi ikan (yang ada pada sushi) secara teratur, yakni kebutuhan asam lemak omega-3 terkait penurunan risiko penyakit jantung, stroke, masalah autoimun, dan depresi.


Kandungan Merkuri

Ilustraasi foto Liputan 6

Kekhawatiran lain bagi seseorang yang makan sushi secara rutin adalah kandungan merkuri. Beberapa ikan, termasuk king mackerel, marlin, orange roughy, hiu, swordfish, tilefish, ahi tuna, dan bigeye tuna mengandung jauh lebih tinggi merkuri daripada yang lain.

"Paparan merkuri yang tinggi mengakibatkan masalah kesehatan, di antaranya kelelahan, depresi, penurunan berat badan, kehilangan memori, dan masalah neurodegeneratif yang lebih serius," jelas Blakely.

"Ada beberapa penelitian yang mengeksplorasi efek merugikan dari keracunan merkuri. Tuna adalah sumber paparan merkuri paling umum, jadi ingatlah saat memesan sushi."


Sushi Lebih Sehat

Ilustraasi foto Liputan 6

Anda bisa makan sushi yang mendapatkan lebih banyak manfaat sehat. Blakely memberikan tips.

Pilih ikan dengan kadar merkuri rendah, seperti salmon, udang, belut, kepiting, dan trout. Hindari jenis ikan dengan merkuri tinggi seperti yang disebutkan di atas.

"Pesan satu roll. Jika Anda suka sushi roll, pilih satu saja, lalu kombinasikan dengan opsi lain yang lebih rendah karbohidrat dan kalori, misal edamame, sup miso, dan salad," Blakely menambahkan.

Hindari nasi. Alih-alih sushi roll yang dibalut nasi, mintalah sushi dibalut mentimun atau bisa memesan sashimi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya