Sekat Raksasa untuk Membendung Kebakaran Gunung Slamet Banyumas

Kekhawatiran itu lantas terbukti. Pada Kamis, tim pemantau Perhutani KPH Banyumas Timur memastikan titik asap telah mencapai wilayah kerja Banyumas Timur.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 20 Sep 2019, 05:00 WIB
Kebakaran Gunung Slamet di wilayah Brebes dan Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Perhutani/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Gunung Slamet kembali terbakar pekan ini. Sebelumnya, kebakaran gunung Slamet berlangsung selama tiga hari antara Rabu-Jumat, 11-13 September 2019.

Bedanya, kali ini kebakaran Gunung Slamet berada di sisi berbeda. Pekan lalu kebakaran melanda lereng selatan timur Gunung Slamet di Purbaligga, adapun kali ini kebakaran melanda sisi lereng barat, Kabupaten Brebes.

Bedanya, kali ini kebakaran Gunung Slamet terjadi di Wilayah KPH Pekalongan Barat Kabupaten Brebes. Kepulan asap kali pertama terpantau pada Selasa, 17 September 2019, antara pukul 14.00-15.00 WIB di Pos 2 dan 3 jalur pendakian Gunung Slamet, Jalur Kaliwadas, kawasan hutan.

Hari kedua, kebakaran tak kunjung bisa dipadamkan. Wilayah Banyumas pun siaga lantaran khawatir api merembet atau meluas ke wilayah KPH Banyumas Timur administratif Kabupaten Banyumas.

 

Tim gabungan yang terdiri dari Perhutani KPH Banyumas Timur, BPBD Banyumas, dan Polres Banyumas memantau intensif kebakaran Gunung Slamet ini. Sebab, ada potensi kebakaran meluas seturut kencangnya tiupan angin.

Manajer Bisnis KPH Banyumas Timur, Sugito mengungkapkan, hasil pemantauan Pukul 18.00-24.00 WIB, terdapat lima titik api. Empat titik api terdeteksi di wilayah KPH Pekalongan Barat, dengan jarak lima kilometer dari pos Pemunduran ke arah utara.

"Dan satu titik api berada jalur pendakian Kaliwadas dengan jarak tiga punggungan sebelah utara wilayah KPH Banyumas Timur," dia menjelaskan, Kamis malam, 19 September 2019.

Kekhawatiran itu lantas terbukti. Pada Kamis, tim pemantau Perhutani KPH Banyumas Timur memastikan titik asap telah mencapai wilayah kerja Banyumas Timur, administratif Desa Sambirata, Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas.

Lokasi kebakaran Gunung Slamet tepatnya di Petak 58D-10, Hutan Lindung Vegetasi Rimba Alam. Koordinat 7⁰09’22,38” LS dan 109⁰11’09,86” BT. "Luas terbakar belum teridentifikasi. Kerugian belum teridentifikasi," ucapnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Pemberangkatan Relawan Karhutla Lereng Gunung Slamet

Relawan berupaya memadamkan api di Lereng Gunung Slamet, Petak 58A, Dukuh Bambangan, Kutabawa, Karangreja, Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Perhutani/Muhamad Ridlo)

Kamis pagi, Asekbang dan Kesra Kabupaten Banyumas melakukan rapat koordinasi yang diikuti oleh BPBD Banyumas, Perum Perhutani KPH Banyumas Timur, Kabag Ops Polres Banyumas, Pasi Ops Kodim 0701 Banyumas, PMI, Dinsos, Dinas Kesehatan, Tagana, Rapi, dan berbagai organisasi relawan.

Pemerintan Kecamatan di wilayah lereng Gunung Slamet juga turut berkoordinasi. Di antaranya, Camat Sumbang, Camat Baturraden, Camat Kedungbanteng, Camat Karanglewas, Camat Cilongok, Camat Pekuncen.

Untuk penanganan, Pemkab Banyumas membentuk tim penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Lereng Barat Selatan dengan melibatkan berbagai unsur terkait. Tim dikomando oleh BPBD Banyumas.

Pada Kamis sore, sebanyak 112 anggota tim relawan gabungan karhutla Lereng Barat Selatan Gunung Slamet diberangkatkan dari halaman Kantor BPBD Kabupaten Banyumas.

Selanjutnya, sesuai hasil koordinasi Karhutla lereng Gunung Slamet, tim akan mendirikan Posko Penanganan Karhutla. Pendirian akan dilakukan sore hingga malam hari di Pos Pamunduran, jalur masuk PT SAE.

"Posko Tim direncanakan ditempatkan pada Pos Pamunduran jalur masuk PT SAE," ujar Sugito.

Mulai Jumat, tim akan membuat sekat bakar untuk melokalisir api. Pemadaman api juga dilakukan secara langsung menggunakan alat lapangan.

Sugito mengaku belum bisa memprediksi berapa panjang sekat yang akan dibangun untuk memutus api kebakaran Gunung Slamet. Sebab, tim baru akan turun ke lapangan pada Jumat.


Skala Pemadaman Kebakaran Gunung Slamet

Relawan berupaya memadamkan api di Lereng Gunung Slamet, Petak 58A, Dukuh Bambangan, Kutabawa, Karangreja, Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Perhutani/Muhamad Ridlo)

Namun, menilik besarnya skala kebakaran Gunung Slamet ini, sekat bakar yang akan dibuat oleh relawan berukuran raksasa. Sebabnya, luasan rambatan api di lahan yang terbakar berkilometer.

Sebelumnya, kebakaran Gunung Slamet di Purbalingga, pekan lalu juga sempat merepotkan petugas. Sempat dinyatakan padam, titik api ternyata kembali muncul.

Medan terjal, tebing curam dan jurang menyulitkan pemadaman api kala itu. Terlebih, di bawah pohon pinus, semak setebal 50 sentimeter kering dan begitu mudah terbakar.

Akhirnya, sebanyak 500 personel tim gabungan kembali melanjutkan pemadaman kebakaran Gunung Slamet pada Jumat (13/9/2019). Tim dibagi lima sektor.

Lahan yang terbakar adalah hutan lindung pada ketinggian 1.800 mdpl, tepatnya petak 58A wilayah kerja Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Serang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gunung Slamet KPH Banyumas Timur.

Tiap sektor dipimpin oleh anggota Anak Remaja Bambangan (Aremba) dari desa setempat yang lebih menguasai medan. Relawan memanfaatkan ranting dan dedaunan basah untuk memukul-mukul titik api.

Namun, pemadaman api secara langsung ini tak dipungkiri juga berrisiko besar terhadap keselamatan relawan. Jika kondisi sulit, penanganan kebakaran dilakukan dengan sistem sekat bakar alami. Relawan membuat sekat memanjang agar api tak merembet ke kawasan lainnya.

"Tugas utamanya membuat sekat bakar. Jadi karena memang sangat sulit jika fokus kami memastikan api langsung," ujarnya.

Akhirnya, api berhasil dipadamkan. Data Perhutani Banyumas, luas kebakaran mencapai 14,3 hektare. Kerugian akibat kebakaran mencapai Rp 107.250.000.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya