AS Akhirnya Rilis Visa untuk Presiden dan Menlu Iran ke Majelis Umum PBB

AS mengeluarkan visa untuk Hassan Rouhani dan Mohammad Javad Zarif untuk melakukan perjalanan ke New York.

oleh Afra Augesti diperbarui 20 Sep 2019, 13:30 WIB
Hassan Rouhani (kanan) mendengarkan Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif, sebelum pertemuan di Teheran, Iran (Vahid Salemi / AP)

Liputan6.com, Washington DC - Amerika Serikat akhirnya mengeluarkan visa yang memungkinkan Presiden Iran Hassan Rouhani dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif untuk melakukan perjalanan ke New York.

Mereka berencana mengadakan pertemuan tahunan dengan para pemimpin dunia di PBB pada Selasa, 24 September 2019.

Juru bicara menteri luar negeri Iran mengatakan di Twitter bahwa Zarif akan berangkat ke New York pada hari ini, Jumat, 20 September 2019.

Zarif mengatakan sebelumnya pada Kamis bahwa Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berusaha untuk menunda pemberian visa bagi delegasi Iran yang hendak menghadiri Majelis Umum PBB.

"@SecPompeo mencoba menghindari kewajiban AS untuk mengeluarkan visa bagi delegasi PBB dengan menggunakan sebutan yang menyombongkan diri," cuit Zarif.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menolak berkomentar tentang kasus ini. Ia menyampaikan, seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (20/9/2019). "Kami tidak membahas tentang adanya pemberian atau tidak adanya pemberian visa."

"Jika Anda terhubung dengan organisasi teroris asing, saya tidak tahu," tambahnya. "Menurut saya, itu akan menjadi alasan untuk memikirkan apakah mereka harus diizinkan untuk datang ke pertemuan yang membahas perdamaian."

Sebagai tuan rumah, Amerika Serikat umumnya wajib mengeluarkan visa kepada seluruh diplomat yang akan bertugas di markas PBB.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Bikin Panas

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengumumkan pengunduran diri (AFP Photo)

Penahanan visa itu mungkin menjadi sinyal dari Washington untuk meningkatkan permusuhan diplomatik dengan Teheran --yang selama ini terus memanas oleh pakta nuklir JCPOA 2015 hingga serangan terhadap kilang Aramco Arab Saudi terbaru.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Rabu bahwa "jika keputusan" ada di tangganya, maka ia akan mengizinkan Rouhani dan menteri luar negerinya, Mohammad Javad Zarif, untuk datang.

"Jika itu terserah aku, aku akan membiarkan mereka datang," kata Presiden Trump.

"Yang pasti, saya tidak ingin membuat orang keluar jika mereka ingin datang," ujarnya.

Tetapi, muncul laporan bahwa Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyarankan kepada Trump pada hari sebelumnya agar delegasi Iran harus ditolak visanya.

Pompeo sendiri, ketika dikonfirmasi, menolak berkomentar secara khusus tentang kasus itu, dengan mengatakan, "Kami tidak berbicara tentang pemberian atau tidak adanya pemberian visa."

"Jika Anda terhubung dengan organisasi teroris asing, saya tidak tahu," tambahnya.

"Menurut saya itu akan menjadi alasan untuk berpikir apakah mereka harus diizinkan untuk menghadiri pertemuan yang membahas perdamaian."

Rouhani dan delegasinya telah dijadwalkan untuk melakukan perjalanan ke New York untuk pertemuan tahunan PBB pada Senin 23 September 2019, tetapi, itu sekarang tampak tidak mungkin karena visa yang tak terbit, kata kantor berita IRNA.

"Jika visa tidak dikeluarkan dalam beberapa jam, perjalanan ini mungkin akan dibatalkan," lapor IRNA.

Selama kunjungan terakhirnya ke New York pada pertengahan Juli 2019, Menlu Zarif hanya diizinkan melakukan perjalanan ke PBB, misi PBB Iran, kediaman duta besar Iran untuk PBB dan bandara John F Kennedy di New York.

"Tidak hadirnya Iran akan menunjukkan bahwa berbeda dengan komitmennya untuk PBB dan organisasi internasional dalam kerangka perjanjian, diplomasi tidak memiliki nilai bagi Amerika Serikat," kata IRNA.

"Meskipun Republik Islam Iran belum meninggalkan tempat dan terus melanjutkan diplomasi aktifnya, pemerintah AS harus menjawab perilakunya," tambahnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya