Liputan6.com, Jakarta - Awal tahun, sejumlah artis menjajal peruntungan di pemilihan legislatif. Salah satunya, Choky Sitohang yang jadi calon anggota legislatif DPR RI untuk daerah pemilihan Jawa Barat 1 (Bandung dan Cimahi) lewat Partai Perindo.
Sayang, langkah Choky Sitohang ke gedung wakil rakyat terhenti. Choky Sitohang kemudian kembali ke dunia showbiz, memandu acara, dan mendirikan sekolah Choky Sitohang Speaking Inc.
Disebut gagal nyaleg, Choky Sitohang bereaksi. Ayah dua anak ini menyebut istilah gagal nyaleg tidak tepat.
Baca Juga
Advertisement
“Pertama-tama saya perlu mengoreksi bahwa ini bukan kegagalan nyaleg. Saya bersyukur mengumpulkan 38.132 suara. Menurut perhitungan, kalau Tuhan izinkan partai kami masuk ke parlemen, maka saya mendapat kursi kelima atau keenam dari jatah tujuh kursi,” beri tahu Choky Sitohang, di Jakarta, baru-baru ini.
Namun total suara yang terkumpul tidak cukup membawa Partai Perindo lolos. “Akhirnya rekan-rekan seperjuangan saya yang mendapat suara lebih rendah misalnya, 35 atau 27 ribu suara masuk karena partai dinyatakan lolos,” sambungnya.
Tak Kapok Berpolitik
Meski batal melaju ke Senayan, Choky Sitohang mengaku tidak kapok berpolitik. Lantas, apa rencana Choky Sitohang lima tahun ke depan?
Mantan presenter Take Me Out Indonesia Indosiar ini menjawab, “Apakah saya akan bertarung lagi di pemilihan legislatif saya belum tahu. Masa depan masih menyisakan pertanyaan dan rahasia. Saya memilih apa yang di depan mata dan bertindak. Apa saya kapok dengan pemilihan legislatif? Tidak.” Artis kelahiran Bandung, 10 Juli 1982 ini percaya bagaimana pun politik sangat penting.
Advertisement
Menghargai
Choky Sitohang berprinsip, ketika seseorang memilih berkontribusi lewat jalur politik bukan berarti ia mengotakkan diri atau membatasi diri dalam pergaulan yang selama ini membentuk karakternya.
Choky Sitohang menghargai artis yang menyeberang ke jalur politik. Pun ia menghormati artis yang ogah berpolitik.
“Kita perlu berkontribusi buat negara lewat pikiran dan keahlian. Tanpa politik negara tidak akan ada. Tanpa politik tidak akan ada kebijakan publik. Dan tanpa politik tak ada pemimpin negara,” ujarnya pada Showbiz Liputan6.com.
(Wayan Diananto)