Tingkatkan Produksi Obat dalam Negeri, Industri Farmasi Didorong Lakukan Penelitian

Kementerian Kesehatan berharap agar produksi obat dalam negeri bisa ditingkatkan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 20 Sep 2019, 15:00 WIB
Sejumlah produk dipamerkan selama pameran niaga bahan baku industri farmasi CPhI SEA 2018 di JIExpo Jakarta, Kamis (29/3). CPhI merupakan pameran khusus bagi industri farmasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia merupakan negara yang kaya dengan beragam sumber daya alam. Maka dari itu, industri farmasi dalam negeri didorong untuk memanfaatkan potensi tersebut dengan meningkatkan penelitian.

"Kita jangan sampai tergantung dengan obat-obatan impor," kata Staf Ahli Bidang Hukum Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kuwat Sri Hudoyo di Jakarta beberapa waktu lalu, ditulis Jumat (20/9/2019).

"Kalau bisa tentu kita memproduksi obat-obatan sendiri, termasuk obat tradisional pun harus jadi target kita agar ke depannya bisa produksi dalam negeri," ujarnya dalam Forum Merdeka Barat 9 pada Senin lalu.

Kuwat mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan menargetkan agar produksi obat dalam negeri terus meningkat setiap tahunnya. Maka dari itu, Kemenkes meminta agar industri farmasi lebih banyak melakukan penelitian dan pengembangan sumber daya alam di Indonesia.

"Yang bisa kami sampaikan pada dunia farmasi tadi, untuk melakukan berbagai penelitian yang (seringkali) membutuhkan biaya dan sumber daya besar sekali, serta waktu yang lama."


Cara Kemenkes Dukung Industri Dalam Negeri

Pengunjung melihat produk yang di pamerankan dalam ajang pameran niaga bahan baku farmasi dan pangan fungsional terkemuka se-Asia Tenggara di JIEXPO, Jakarta, Rabu (22/3). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kuwat mengatakan, salah satu cara Kemenkes mendukung produk obat-obatan dalam negeri adalah pengadaan melalui e-Katalog. Hal ini juga menjadi strategi pemerintah agar obat dan alat kesehatan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat seluruh Indonesia.

"Di situ kita bisa mendapatkan obat yang berkualitas, harga murah, dan biasanya sebagian besar dalam negeri. Yang produk-produk luar negeri itu terlalu mahal," ujarnya.

Selain obat-obatan, Kemenkes juga mendorong produksi alat kesehatan dalam negeri.

"Saat ini yang jelas adalah alat kesehatan produksi dalam negeri kita sudah banyak yang dimanfaatkan oleh kita sendiri. Sampai kita bisa ekspor ke luar," Kuwat menambahkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya