Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyerap seluruh minyak mentah hasil produksi Exxon Mobil Cepu Limmited (EMCL) dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu. Total volume dari lapangan tersebut mencapai 220 ribu barel.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu mengatakan, Pertamina telah resmi menyerap minyak hasil produksi Lapangan Banyu Urip, baik minyak milik bagian negara dan Exxon selaku operator lapangan tersebut.
"Jadi mulai hari ini sampai akhir tahun, seluruhnya 100 persen produksi Banyu Urip masuk ke kita," kata Dharmawan, di Jakarta, Jumat (20/9/2019).
Baca Juga
Advertisement
Dharmawan mengungkapkan, total minyak hasil produksi Lapangan Banyu Urip mencapai 220 ribu barel, sedangkan bagian Exxon sebanyak 34 ribu barel. Minyak tersebut kemudian akan diolah di kilang dalam negeri milik Pertamina.
"Masuk ke kilang dalam negeri baik yang punya pemerintah, Pertamina, tapi juga yang miliknya Exxon Mobil," paparnya.
Dalam keterangan tertulis, President ExxonMobil Cepu Limited, Louise McKenzie mengatakan, minyak mentah ini dihasilkan dari Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu, Bojonegoro, dan diolah di Fasilitas Pengolahan Pusat, yang memproduksi hingga 220.000 barel per hari.
Minyak tersebut kemudian dialirkan melalui jalur pipa sepanjang 95 kilometer ke Palang, Tuban, kemudian ke Kapal FSO Gagak Rimang di lepas pantai Tuban, Jawa Timur.
"Pengapalan kargo ini akan dikirimkan ke kilang Pertamina untuk mendukung pasokan minyak mentah dalam negeri," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pertamina Bangun Pipa Bawah Laut Terbesar di Kilang Balikpapan
PT Pertamina (Persero) menyepakati kontrak pengadaan pembangunan atau Engineering, Procurement and Construction (EPC) fasilitas Lawe-Lawe. Kontrak ini bagian dari program Refinery Development Master Plan (RDMP) kilang V Balikpapan.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang mengatakan, Pertamina telah melakukan penandatanganan kontrak senilai USD 262 juta dengan PT Hutama Karya dan China Petroleum Pipeline Engineering Co.Ltd.
BACA JUGA
"Setelah penandatanganan ini hal yang dilakukan selanjutnya adalah mobilisasi dan tahapan Engineering,” kata Tallulembang, di Jakarta, Selasa (17/9/2019).
Kerja sama ini meliputi pembangunan pipa laut (Submarine-Pipe Line) sebesar 52 Inch yang merupakan pipa terbesar yang akan dibangun oleh Pertamina.
Rinciannya, pipa di laut (offshore) dengan diameter 52 inch sepanjang 13,8 km dan berdiameter 20 inch sepanjang 4,5 km. Selain itu, akan dibangun juga pipa di darat (onshore) berdiameter 52 inch sepanjang 6,5 km dan diameter 20 inch sepanjang 14,4 km.
Advertisement
Tambah Tanki
Menurut Tallulembang, kontrak kerjasama ini juga mencakup pembangunan 1 unit Single Point Mooring kapasitas 350 ribu DWT dan pembangunan 2 unit tanki berkapasitas 1 juta barel guna meningkatkan kapasitas crude intake untuk Kilang Balikpapan.
Tallulembang menambahkan, perusahaan yang terpilih sebelumnya telah melalui proses tender dan berpengalaman melakukan pekerjaan serupa di beberapa proyek penting di luar negeri.
"Mohon doa dan dukungan seluruh pihak, agar pembangunan ini berjalan lancar dan selesai tepat waktu, sebagai komitmen Pertamina mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi nasional," tandasnya.