Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan kredit perbankan hingga akhir 2019 bakal mencapai 12 persen. Keyakinan itu didasari dengan sejumlah kebijakan makropudensial yang telah dilonggarkan oleh BI.
"Kami target kredit masih 10 sampai 12 persen, mudah-mudahan tetap di range itu," kata Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia Juda Agung ditemui di Kantornya, Jakarta, Jumat (20/9/2019).
Juda mengatakan dengan kebijakan pelonggaran pembiayaan loan to value (LTV) maupun financing to value (FTV) kredit untuk sektor properti dan kendaraan bermotor yang tengah dikeluarkan, maka bukan tidak mungkin pertumbuhan kredit bisa tercapai.
Baca Juga
Advertisement
Apalagi kata dia, BI juga tengah menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) ketiga kalinya sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen. Dengan begitu, secara otomatis suku bunga kredit di sektor lainnya juga akan mengikuti.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisoner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso juga optimis pertumbuhan kredit industri perbankan hingga akhir tahun 2019 dapat tumbuh di 12 persen. Salah satunya didorong oleh kredit investasi yang mencatatkan pertumbuhan tertingginya.
Berdasarkan data OJK hingga April 2019, kredit perbankan baru tumbuh sebesar 11,05 persen secara tahunan dibandingkan penyaluran kredit di periode yang sama tahun lalu.
"Sekarang masih double digit 11 persen sekian tapi kita akan bisa 12 persen plus minus 1," ujar Wimboh.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
OJK Pastikan Likuiditas Perbankan Cukup Topang Pertumbuhan Kredit
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan likuiditas di pasar keuangan memadai untuk mendukung pertumbuhan kredit sampai akhir tahun sebesar 12 persen.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia (BI) untuk menjaga momentum likuiditas tersebut.
"Terkait likuiditas perbankan memang terjadi segmentasi, tapi secara umum cukup untuk mendukung proyeksi kredit sampai akhir tahun yang kita canangkan sebesar 12 persen," tuturnya di Jakarta, pada Selasa 30 Juli 2019.
BACA JUGA
Wimboh menjelaskan, pihaknya menghimbau agar industri perbankan agar tak terlalu agresif mematok pertumbuhan kredit.
"Kalau ada masalah memang itu cenderung ke individual yakni kondisi bank tersebut. Jadi kita minta tidak terlalu agresif melakukan pertumbuhan kredit namun kita yakin secara agregat, ada bank-bank yang pertumbuhannya sangat bagus," ujarnya.
Pihaknya pun menegaskan, sebagai salah satu lembaga penjamin keuangan, OJK memastikan likuditas di pasar keuangan cukup untuk memenuhi target pertumbuhan kredit.
Advertisement