Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) masih melakukan penanganan kebocoran gas dan tumpahan minyak di Karawang, Jawa Barat. Kebocoran gas dan tumpahan minyak tersebut berasal dari Sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ) yang berlokasi di Lepas Laut Jawa Barat, Karawang.
Commander Incident PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Taufik Adityawarman menyampaikan, hingga 19 September 2019, tumpahan minyak secara kumulatif sebesar 39.685 barel untuk di offshore.
Baca Juga
Advertisement
"Volume oil spill recovery 39.685 barel kumulatif di offshore," kata dia, di Jakarta, Jumat (20/9/2019).
Penanganan juga dilakukan di darat. Taufik mengatakan, minyak bercampur pasir yang sudah dikumpulkan hingga saat ini mencapai 5 juta karung, tepatnya 5.535.627 karung. Minyak bercampur pasir yang sudah terkumpul selanjutnya dikirim ke tempat pengolahan limbah.
"Yang sudah terkirim untuk ke pengolahan limbah sudah 5.532.262," ujar Taufik.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Aspek Penanganan
Diketahui, hingga saat ini, penanganan masih dilakukan untuk tiga aspek, yaitu pengendalian sumur, penanganan di laut, dan penanganan di darat. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait pun terus dilakukan sehingga proses penanganan dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Meidawati mengatakan, upaya penanganan tumpahan minyak melibatkan sejumlah pihak. Masyarakat juga dilibatkan dalam upaya tersebut.
Advertisement
Jangka Pendek dan Menengah
Dia menjelaskan upaya penanganan meliputi penanganan jangka pendek jangka menengah, dan jangka panjang. "Ini salah satu program yang kami lakukan. Ini awal rangkaian berkelanjutan baik jangka menengah dan jangka ke depan," kata dia, di Jakarta, Jumat (20/9).
Untuk penanganan jangka pendek, lanjut Meidawati, pihaknya melibatkan masyarakat. Tercatat 2.000 orang dari unsur masyarakat yang terlibat untuk membersihkan tumpahan minyak di darat.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com