Liputan6.com, Jakarta Menyambut Hari Kesehatan Nasional (HKN) pada 12 November mendatang, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan berbagai acara guna mempermudah masyarakat dalam menjalani pola hidup sehat. Salah satunya dengan mensosialisasikan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
Gerakan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat agar memiliki budaya hidup sehat dan meninggalkan kebiasaan atau perilaku yang kurang sehat.
Advertisement
"Sehat menjadi hal yang sangat penting sekali. Karena kalau tidak sehat, tentu kita tidak bisa menjadi bangsa yang produktif," ucap Menteri Kesehatan RI, Nila F Moeloek, Jumat, 20 September 2019.
Kegiatan GERMAS meliputi banyak hal terkait kesehatan fisik, pangan sehat dan perbaikan gizi, peningkatan kualitas lingkungan serta edukasi, juga peningkatan pecegahan dan deteksi dini penyakit, terutama penyakit tidak menular.
Penyakit tidak menular yang meningkat tidak hanya dapat menurunkan produktivitas seseorang, melainkan juga bisa menyebabkan meningkatnya pembiayaan layanan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat itu sendiri dan pemerintah.
"Jangan lupa untuk melakukan peregangan atau olahraga minimal 30 menit dalam sehari. Kemudian, kita juga harus makan makanan yang bergizi," tambah Nila dalam dialog Sosialisasi Kebijakan Kementerian Kesehatan terkait GERMAS dalam rangkaian HKN ke-55 di Gedung Sujudi, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta Selatan.
Cek Kesehatan Berkala
Nila menambahkan, mengecek kesehatan secara berkala setiap 6 bulan sekali juga diperlukan. Fungsinya untuk mengetahui kondisi tubuh yang sebenarnya. Karena bisa saja kita tidak menyadari bahwa ada penyakit tidak menular akibat pola hidup yang tidak sehat.
"Sebenarnya ada kemajuan dari Indeks Pembangunan Manusia, usia harapan hidup kita berada pada usia 72 tahun. Tetapi ternyata usia sehat rata-rata orang Indonesia itu hanya mencapai pada usia 65 tahun," ucap Nila.
Menangani kondisi ini, Nila menyarankan untuk memulai dengan pola pengasuhan anak yang tepat. Misalnya dengan memberikan makanan yang bergizi pada sang buah hati dan ASI ekslusif.
Orangtua diminta untuk mempelajari berbagai pengetahuan mengenai pola pengasuhan anak, sehingga tidak keliru dalam mendidik dan menjaga kesehatan sang anak.
"ASI itu permulaan yang sangat baik sekali, minimal 6 bulan ekslusif sampai usia 2 tahun. Baru memberikan makanan tambahan," jelas Nila.
Dalam kesempatan yang sama, hadir juga Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat (Balitbangkes), Ir. Doddy Izwardy.
Ia menambahkan, pola makan yang tidak tepat dapat menyebabkan obesitas dan sebenarnya dapat kita cegah sebelum muncul. Terdapat tiga faktor yang memicu timbulnya obesitas yaitu masakan rumahan, restoran, dan cara bagaimana makanan tersebut diolah.
"Tiga faktor ini dapat ditentukan berdasarkan tiga kandungan di dalamnya yakni garam, gula, lemak. Apabila makanan dengan ketiga kandungan ini diberikan terus menerus, maka kita bisa cenderung menolak diberikan buah atau sayur. Maka itu harus seimbang," ucapnya.
Penulis: Diviya Agatha
Advertisement