Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) belum optimal melakukan investigasi untuk mencari penyebab pasti kebocoran gas dan tumpahan minyak di Perairan Karawang. Hal tersebut terjadi karena masih menunggu penutupan Sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ).
Direktur Operasi dan Produksi sekaligus Commander Incident PT Pertamina Hulu Energi Taufik Adityawarman mengatakan, Pertamina baru melakukan investigasi internal untuk mencari data penyebab kebocoran sumur dan tumpahan minyak sumur YYA-1 yang terletak di Perairan Karawang.
"Penyebab investigasi internal masih berlangsung, belum ada update apa-apa," kata Taufik, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (20/9/2019).
Baca Juga
Advertisement
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu menambahkan, investigasi baru dapat optimal jika kebocoran gas di sumur YYA-1 sudah ditutup, sebab anjungan lepas pantai dan alat pemboran baru bisa diakses.
“Kami perkirakan setelah sumur dan anjungan bisa diisolasi dan aman untuk didatangi, maka akan dilanjutkan investigasi lebih detil,” ujarnya.
Berdasarkan dugaan awal, kebocoran gas dari sumur YYA-1 mempengaruhi konstruksi anjungan sehingga menjadi miring, kemiringan anjungan ini menjadi penyebab tumpahan minyak.
Agar anjungan tetap kokoh, telah dipasang dua tali penambat ke kaki anjungan yang dihubungkan ke alat pengerek yang ada di tongkang.“Tetapi tentunya investigasi harus dilakukan untuk pastikan (penyebabnya),” tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pertamina Tutup Sumber Tumpahan Minyak di Laut Karawang
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) masih melakukan penanganan kebocoran gas dan tumpahan minyak dari Sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ) yang berlokasi di Lepas Laut Jawa Barat, Karawang.
Vice President Relations Pertamina Hulu Energi Ifki Sukarya mengatakan, hingga saat ini, penanganan masih dilakukan untuk tiga aspek, yaitu pengendalian sumur, penanganan di laut dan penanganan di darat. PHE terus berkordinasi dengan pihak-pihak terkait, sehingga proses penanganan saat ini dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
“Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak dan memberikan update informasi data yang diperlukan sesuai dengan prosedur. Karena itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu penanganan ini,” kata Ifki, di Jakarta, Rabu (18/9/2019).
BACA JUGA
Ifki menambahkan, penyampaian informasi dan data selalu dilakukan secara berkala dan terbuka sesuai dengan prosedur baik melalui media massa maupun media informasi korporat seperti website.
“Kami terus menyampaikan update harian mengenai penanganan peristiwa ini melalui website phe.pertamina.com. Dari website tersebut, masyarakat umum dapat mengakses langsung data dan informasi yang sudah disediakan. Hal itu diluar informasi yang juga kami sampaikan melalui media massa sehingga jangkauannya lebih luas,” paparnya.
PHE menargetkan sumur YYA-1 yang mengalami kebocoran gas dapat ditutup pada awal Oktober 2019, saat ini penangan kebocoran dan tumpahan minyak masih dilakukan.
Insident Commander Proyek YYA-1 PHE Taufik Adityawarman mengatakan, upaya yang dilakukan untuk menutup sumur YYA-1 adalah dengan membuat sumur baru dengan kedalaman 9.030 feet, saat ini pengeboran yang dilakukan sejak 1 Agustus 2019 saat ini sudah mencapai kedelaman 6.936 feet.
"Kebocoran belum ditangani karena relief well targetnya di 9.030," kata Taufik.
Advertisement