Liputan6.com, Jakarta - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menyatakan upaya untuk memadamkan kebakaran di kawasan jalur pendakian Gunung Semeru di Jawa Timur terkendala.
"Kendala cukup banyak, seperti peralatan yang belum memadai untuk pemadaman, angin kencang, kesulitan untuk berkomunikasi, dan medan yang sulit dijangkau," ujar Pelaksana Harian Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Senduro Balai Besar TNBTS Khaerul Soleh saat dihubungi Antara dari Malang, Jawa Timur, Jumat (20/9/2019) yang dilansir Antara.
Khaerul mengatakan, jumlah titik api di kawasan Gunung Semeru sudah turun dari empat menjadi dua. Balai Besar TNBTS terus berupaya memadamkan api yang tersisa.
Baca Juga
Advertisement
Khaerul menuturkan, sekitar 25 personel sudah dikerahkan untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di gunung setinggi 3.676 mdpl tersebut.
Pengumuman Balai Besar TNBTS menyebutkan, kebakaran terjadi di kawasan jalur pendakian Gunung Semeru di Sumber Mani-Arcopodo-Kelik pada 17 September 2019.
Berdasarkan informasi awal dari Balai Besar TNBTS, kebakaran meliputi area seluas 6,5 hektare di Blok Ngamprong Resort PTN Ranupani dan area seluas 11,4 hektare di Blok Mentigi Renteng, Resort PTN Senduro.
Demi keamanan pendakian, sejak 19 September 2019 para pendaki tidak diperbolehkan melakukan perjalanan ke Kalimati atau Puncak Mahameru. Pendakian juga dibatasi hanya sampai Ranu Kumbolo, pada ketinggian 2.400 mdpl.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pendakian Dibatasi hingga Ranu Kumbolo
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menyatakan, pendakian menuju Gunung Semeru di Jawa Timur dibatasi hingga Ranu Kumbolo, pada ketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut. Hal ini karena kebakaran melanda sebagian jalur pendakian di gunung tersebut.
"Pendakian bukan ditutup, akan tetapi dibatasi hingga Ranu Kumbolo," ujar Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) John Kennedie kepada ANTARA di Kota Malang, Jawa Timur, dilansir Antara, Jumat, 20 September 2019.
Menurut pengumuman Balai Besar TNBTS, kebakaran lahan terjadi di jalur pendakian Gunung Semeru di Sumber Mani-Arcopodo-Kelik pada 17 September 2019.
Demi keamanan pendakian, Balai Besar TNBTS sejak 19 September 2019 merekomendasikan orang-orang yang ingin mendaki gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut itu tidak melakukan perjalanan ke Kalimati atau Puncak Mahameru.
Menurut John, Balai Besar TNBTS dan pemangku kepentingan terkait sudah mengerahkan personel untuk memadamkan kebakaran yang melanda sebagian kawasan Gunung Semeru.
Kebakaran meliputi area seluas 6,5 hektare di Blok Ngamprong Resort PTN Ranupani dan area seluas 11,4 hektare di Blok Mentigi Renteng Resort PTN Senduro.
Selain memadamkan api yang membakar tetumbuhan, semak belukar, serasah, dan rerumputan di kawasan tersebut, petugas berpatroli untuk memantau kondisi bagian-bagian yang rawan terbakar di gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut. Balai Besar TNBTS membatasi kegiatan pendakian sampai kondisi jalur pendakian Gunung Semeru benar-benar aman dari kebakaran.
Advertisement
Kebakaran Mengarah ke Blank 75
Kebakaran hutan di jalur pendakian Gunung Semeru dikabarkan mengarah ke Blank 75 atau jurang sedalam 75 meter, area timur laut atau jalurnya berbelok kanan dari puncak gunung dengan ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut itu.
"Kondisi terakhir pada Kamis19 September 2019, titik api dan kepulan asap masih terlihat kebakaran mengarah ke Blank 75 dan bukan jalur pendakian," kata Kepala Resort PTN Ranupani Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Sussion.
Dia mengatakan, lokasi kamping di Kalimati dan jalur pendakian yang mengarah ke tempat itu steril dari para pendaki karena semua pendaki sudah turun saat kebakaran terjadi dan untuk sementara batas aman pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut, hingga Ranu Kumbolo.
"Vegetasi yang terbakar adalah semak-semak dan serasah pohon cemara anting-anting, teh-tehan, rumput merak, dan rumput genggeng, sedangkan jarak lokasi sumber air ke titik api sekitar dua kilometer (PP)," ujar dia. I
a menuturkan, luas kawasan hutan yang berhasil dipadamkan oleh tim petugas sekitar enam hektare, namun luas kebakaran masih dilakukan pendataan di lapangan.
"Tim akan melanjutkan pemantauan dan terus melakukan pemadaman keesokan harinya karena lokasi medan kebakaran sangat terjal dan berbukit, serta curam, sehingga faktor keselamatan menjadi prioritas utama," kata dia.