Liputan6.com, Jakarta China dikenal negara yang punya banyak bikin terobosan-terobosan teknologi yang unik. Setelah membuat kuburan digital, China kembali jadi perbincangan hangat lantaran berencana menciptakan bulan buatan. Bulan buatan China ini direncanakan akan diluncurkan di kota Chengdu pada tahun 2020, seperti yang Liputan6.com lansir dari Time, Jumat (20/9/2019).
Baca Juga
Advertisement
Bulan buatan ini adalah ide dari industri luar angkasa China. Tujuan dari pembuatan bulan ini adalah sebagai penerangan tambahan di malam hari untuk kota Chengdu. Bulan buatan ini akan memiliki lapisan reflektif yang dapat membelokkan sinar matahari kembali ke Bumi, mirip dengan bagaimana kerja pada bulan bersinar.
Bulan buatan manusia pada dasarnya adalah satelit iluminasi yang dirancang untuk melengkapi bulan di malam hari, meskipun diprediksi delapan kali lebih terang. Bulan buatan ini direncanakan akan memiliki orbit sekitar 500 km di atas Bumi. Jarak ini tentunya lebih dekat kurang lebih 380.000 km ke bulan.
Bulan Buatan China
Nantinya satelit bulan buatan ini akan memancarkan sinar dengan diameter 10 sampai 80 kilometer dari titik bulan tersebut. Satelit bulan ini akan memiliki lapisan yang dapat memantulkan cahaya dari matahari dengan sayap seperti panel surya. Sayap-sayap ini nantinya bisa dikendalikan untuk menyinari daerah-daerah tertentu di China tak hanya di kota Chengdu.
Sebelum diluncurkan tahun depan, pengujian satelit penerangan ini memang sudah dilakukan sejak bertahun-tahun lalu. Hingga kini proyek dari Chengdu Aerospace Science and Technology Microelectronics System Research Institute ini masih dalam tahap pematangan teknologi. Jika nantinya terobosan ini berhasil diluncurkan, bulan buatan ini diharapkan bisa mengurangi pemakaian listrik untuk penerangan kota.
Para peneliti China memperkirakan Chengdu akan bisa menghemat sekitar 1,2 miliar yuan listrik setiap tahun jika bulan buatan dapat menerangi 50 km persegi kota. Selain itu, bulan buatan ini juga diharapkan bisa membantu zona bencana selama pemadaman listrik, sehingga membantu upaya pertolongan dan penyelamatan.
Wu Chunfeng peneliti China mengatakan beberapa universitas dan institut terkemuka, telah mengevaluasi proyek tersebut.
Advertisement
Dikritik Berbagai Pihak
Walaupun telah menemukan titik terang dan segara diluncurkan, bulan buatan ini ternyata masih menjadi pro dan kontrak. Rencana China meluncurkan bulan buatan ini membuat beberapa ilmuwan prihatin. Pasalnya, lampu yang dipantulkan dari angkasa bisa membawa dampak buruk bagi aktivitas hewan tertentu dan pengamatan astronomi.
Namun, Direktur Institut Optik Sekolah Luar Angkasa, Institut Teknologi Harbin, Kang Weimin membantahnya. Menurutnya, cahaya satelit yang dihasilkan mirip dengan cahaya saat senja dan tidak memengaruhi aktivitas hewan dan tidak berbahaya. China bukan negara pertama yang mencoba menciptakan bulan buatan.
Sebelumnya, Rusia pernah meluncurkan proyek serupa. Pada era 1990an, Rusia meluncurkan sistem pemantulan cahaya matahari ke bumi atau 'cermin ruang angkasa'. Sistem itu dimaksudkan untuk menghasilkan cahaya setara dengan tiga hingga lima kali cahaya bulan purnama.