Liputan6.com, Jakarta - Indonesia, tepatnya kota Jakarta akan menjadi tuan rumah balap mobil listrik Formula E pada 6 Juni 2020. Dijelaskan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sirkuit jalan raya untuk Formula E ini bakal berlokasi di kawasan Monumen Nasional (Monas).
Formula E memang belum sepopuler Formula 1. Namun begitu ia tetap menarik karena beberapa hal. Yang paling jelas adalah tenaga penggeraknya yang listrik, sehingga tidak mengeluarkan emisi sama sekali.
Formula E sendiri terhitung sebagai "anak bawang" di FIA. Ia baru digagas pada 2012, dan kejuaraan perdananya baru dimulai di Beijing, 2014 lalu.
Ada beberapa alasan yang membuat mengapa Formula 1 sampai saat ini masih jauh lebih populer. Selain lebih "tua", F1 juga sebetulnya lebih "nikmat" untuk ditonton. Pasalnya, apalagi kalau bukan karena performanya.
BACA JUGA
Advertisement
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perbedaan Performa
Merujuk pada laman sciencefocus.com, kecepatan maksimal sebuah mobil F1 adalah 378 km/jam, sementara mobil Formula E hanya 225 km/jam.
Pun dengan akselerasinya. Untuk mencapai 100 km/jam dari titik nol, mobil F1 membutuhkan waktu sekejap, hanya 2,1 detik, sementara Formula E sampai 3 detik. Tak heran kalau mobil-mobil F1 dijuluki "jet darat".
Ditilik lebih dalam, tenaga yang keluar dari penggerak Formula E bahkan hanya satu pertiga dari mesin hybrid 1,6 liter milik Formula 1. Mesin F1 semburkan tenaga sampai 950-an Tk, sementara motor Formula E hanya setara 268 Tk.
Laman carthrottle.com menyebut ketertinggalan Formula E disebabkan karena "keterbatasan baterai dan motor" itu sendiri. Namun bukan tidak mungkin di masa depan ketertinggalan ini bisa disusul.
Satu aspek lain adalah soal kebisingan. Jet darat Formula 1 tingkat kebisingannya mencapai 134 dB, sementara mobil Formula E hanya 80 dB. Sebagai gambaran, pesawat terbang tingkat kebisingannya itu 90-100 dB.
Advertisement