Ditawar 2,5 Miliar, Pemilik Rumah Usang di Halaman Apartemen Thamrin Tak Mau Pindah

Dahulu, tanah yang diduduki Elis merupakan pemukiman warga.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Sep 2021, 13:29 WIB
Ditawar 2,5 Miliar, Pemilik Rumah Usang di Halaman Apartemen Thamrin Tak Mau Pindah (Merdeka/Muhammad Genantan Saputra)

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan tahun, Elis, memilih bertahan di rumah usang yang berada di halaman Thamrin Executive Residence, Kebon Melati, Jakarta Pusat. Wanita berusia 46 tahun itu tinggal bersama sang suami dan anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Dahulu, tanah yang diduduki Elis merupakan pemukiman warga. Hingga sekitar tahun 2005 ke atas, pengembang ingin membeli lahan tersebut. Puncaknya 2009-2010, area itu rata dengan tanah. Tersisa rumah Elis yang masih bertahan hingga usianya senja.

Chairul Bahri, sang suami mengatakan, pihak apartemen pernah merayu Elis supaya merelakan rumahnya. Namun, bujukan rayu pihak apartemen berjalan alot. Elis tetap kukuh tinggal di sana bersama keluarga dengan dalil warisan tanah nenek moyang. Hingga akhirnya, pihak apartemen tetap mendirikan gedung pencakar langit tersebut.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Ditawar Pihak Apartemen

Chairul menuruni anak tangga untuk masuk ke rumahnya yang berada di halaman belakang apartemen Thamrin Executive Residence, Kebon Melati, Jakarta, Minggu (22/9/2019). Rumah itu menjadi satu-satunya yang bertahan di antara gedung-gedung tinggi yang dibangun sejak 2012. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Pihak apartemen sempat menawarkan supaya Elis menjual rumah usangnya dengan tawaran dua pilihan. Uang Rp 2 miliar lebih atau ditukar dua unit apartemen. Elis tidak goyang terhadap tawaran menggiurkan itu. Ia kebal dari bayang-bayang apartemen yang cukup mewah di dekat rumahnya.

"Itu Rp 2,5 M (pernah) kayaknya (ditawar) atau tuker apartemen," kata Chairul yang berusia 72 tahun itu.

 


Menolak Tunduk pada Cukong

Sebuah rumah usang di halaman belakang apartemen Thamrin Executive Residence, Kebon Melati, Jakarta, Minggu (22/9/2019). Pemilik rumah memilih bertahan dan tidak ingin warisan nenek moyangnya itu dijual kepada pihak apartemen yang menawar hingga Rp 2 miliar lebih. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Di kesempatan lain, Elis mengatakan dengan nada lantang, ia tetap tak tunduk terhadap para cukong tajir. Tetap memastikan bertahan di rumah petaknya itu. Dia kemudian menyinggung 'kandungan' sangat berharga yang berada di rumahnya. Misteri itu adalah alasan kuat Elis ogah angkat kaki.

"Saya buat apaan harta, tanah saya banyak, rumah saya banyak, tapi saya lebih cinta sama rumah ini," kata Elis di kesempatan terpisah.


Berkecukupan

Kondisi sebuah rumah usang yang berada di halaman belakang apartemen Thamrin Executive Residence, Kebon Melati, Jakarta, Minggu (22/9/2019). Puncaknya 2009-2010, area yang dulunya merupakan permukiman warga pun rata dengan tanah dan berganti gedung apartemen. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Ketua RT setempat bernama Wasron juga bercerita tentang kehidupan Elis. Ia mengaku kondisi ekonomi Elis sebenarnya berkecukupan. Punya kontrakan banyak dan bisnis catering. Sementara, sang suami sibuk berdagang di pasar tanah abang.

"Rp 5 M mau dibayar (pihak apartemen), enggak mau sampai turun. Katanya, dengar saja gitu. Rp 3 miliar apa (kalau tidak salah)," ucap Roni sapaan akrabnya.

 


Penasaran

Sebuah rumah usang di halaman belakang apartemen Thamrin Executive Residence, Kebon Melati, Jakarta, Minggu (22/9/2019). Pemilik rumah memilih bertahan dan tidak ingin warisan nenek moyangnya itu dijual kepada pihak apartemen yang menawar hingga Rp 2 miliar lebih. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Roni masih penasaran apa yang membuat Elis tetap bertahan. Rasanya ada yang disembunyikan oleh Elis di rumahnya itu yang disebutnya 'kandungan' walau dianggap Roni hanya sebatas alibi belaka.

"Katanya. Kalau orang waras kan beda. Gitu saja. Katanya sih mengandung uranium, udah gitu aja. Ah udah lama itu mah. 10 tahun lalu gitu terus," ucap pria 42 tahun itu sambil tertawa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya