JAPNAS Bidik Kerja Sama Bisnis Senilai USD 100 Juta di ASEAN

Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) bersama Young Entrepreneur Network Development (YEN-D) akan menggelar kegiatan business matching bagi pengusaha se-ASEAN.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Sep 2019, 13:41 WIB
Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) bersama Young Enterpreneur Network Development (YEN-D) Indonesia melaksanakan JAPNAS-YEN D South East Asia Business Matching 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) bersama Young Entrepreneur Network Development (YEN-D) akan menggelar kegiatan business matching bagi pengusaha se-kawasan Asia Tenggara. Acara diselenggarakan di Hotel JW Marriott, Jakarta.

Ketua Umum PP JAPNAS Bayu Priawan Djokosoetono mengatakan, acara Acara yang juga didukung oleh pelaku usaha Thailand ini bertujuan untuk mempertemukan para pengusaha dengan calon mitra.

"Ini (business matching) tidak menekankan pada satu sektor saja. Ini istilahnya kita bikin comblangi bisnis lah antara satu dengan yang lainnya. Jadi kita sengaja bikin business matching yang sektornya umum, semua bisa," kata dia, saat ditemui, Sabtu (21/9).

Dia menambahkan terdapat 16 sektor bisnis yang ada dalam business matching kali ini. "Ada 16 sektor di acara ini, kita tidak fokus pada satu atau dua sektor, tapi seluruh sektor yang ada mereka punya kesempatan yang sama untuk bisa mengembangkan bisnis lebih lanjut," urai Bayu.

Sebab, pihaknya berfokus pada nilai komitmen dihasilkan dari business matching. Pihaknya menargetkan dapat meraup USD 100 juta. "Kami tidak fokus pada sektor tapi total sinergi yang bisa terjadi dari acara ini. Kami berharap bisa lebih dari USD 100 juta," ungkapnya.

"Sudah beberapa sih peserta yang tertarik bersedia tanda tangan MoU, bahkan ada yang sudah agreements. Karena memang ini kita matching-kan mereka bukan berdasarkan sektor tapi keminatan," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


JAPNAS Jaring Investor Dari Korea

Japnas PW Nyatakan Siap Bermitra dengan Pemerintah

Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) menilai Korea memiliki investor-investor potensial untuk mengembangkan potensi usaha Indonesia. Hal ini diungkapkan Ketua Umum Pengurus Pusat JAPNAS, Bayu Priawan Djokosoetono dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara JAPNAS dengan Korea-Indonesia Youth Association (KIYA) di Jakarta, Sabtu (13/4).

MoU ini meliputi transfer informasi potensi usaha dan penjajakan investasi di berbagai sektor usaha.

“Realisasi investasi Korea ke Indonesia dari tahun ke tahun cenderung mengalami kenaikan. Kami berharap dengan MoU ini, akan semakin meningkatkan investasi mereka,” ungkap Bayu.

Korea Selatan termasuk dalam sembilan negara prioritas investasi selain Tiongkok, Taiwan, Timur Tengah, Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Australia dan Inggris. Investasi yang masuk dari negeri ginseng sepanjang 2015 mencapai USD 1,2 miliar, tumbuh sebesar 7,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka USD 8 miliar didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45%.

Dengan adanya nota kesepahaman ini diharapkan akan semakin banyakinvestasi yang maik. Bahkan lebih jauh lagi dapat meningkatkan jumlah pengusaha di Indonesia.” Semakin banyaknya investasi yang masuk, maka akan semakin banyak juga sektor-sektor usaha yang bisa dikerjaka. Kemitraan antara investor dengan Local Partner juga akan semakin banyak,” lanjut Bayu.

Dari sisi JAPNAS sendiri, MoU ini untuk menegaskan cita-cita organisasi menjadi Business Gateway untuk investasi yang masuk ke Indonesia. JAPNAS merupakan asosiasi pengusaha yang didesain menjadi action group, bukan pressure group. “Jadi kami lebih konsentrasi pada membangun sinergitas, baik dengan pengusaha di dalam negeri,maupun luar negeri. Maka dengan adanya MoU ini kami bisa menginformasikan berbagai potensi ekonomi Indonesia kepada para calon investor,” lanjutnya.

Senada dengan JAPNAS, Ketua Umum KIYA, Jung Je Ui menyambut baik penandatanganan MoU ini. “MoU ini kami harapkan mampu mempermudah suplay informasi tentang peluang usaha yang ada di Indonesia, dan juga mencari local partner yang potensial di Indonesia,” paparnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya