Indonesia Bakal Ekspor Sarang Burung Walet Senilai Rp 1 Miliar

Kualitas sarang burung walet dari Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini sangat baik dan banyak digemari.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Sep 2019, 20:00 WIB
Sarang burung walet

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ende di Wilayah Kerja Lembata mencatat, hingga September 2019 sebanyak 95 kg sarang burung walet dengan nilai ekonomi Rp 1 miliar telah disertifikasi untuk dilalulintaskan antarpulau, untuk kemudian diekspor ke sejumlah negara.

"Saat ini, produk pertanian di Ende belum dapat diekspor secara langsung. Hambatan telah kami petakan dan kami terus koordinasi untuk mencarikan solusinya," kata Kepala Barantan Ende Yulius Umbu Hunggar lewat sebuah pernyataan tertulis, Sabtu (21/9/2019).

Yulius menjelaskan, produk pertanian yang juga dikenal dengan sebutan liur emas ini telah dijamin kesehatan dan keamanannya sesuai dengan persyaratan negara tujuan.

Menurutnya, kualitas sarang burung walet dari Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini sangat baik dan banyak digemari.

"Karena langsung dari alam (gua), kekhasannya ini yang dicari para konsumen pasar dunia. Ini peluang juga, kita dorong peningkatan produksi SBW (sarang burung walet) artificial ini agar mampu tembus pasar yang lebih luas," tutur Yulius.

Sebagai informasi, sarang burung walet merupakan komoditas yang banyak digunakan sebagai bahan baku produk kesehatan dan kecantikan. Komoditas ini banyak didapat dari Pulau Lembata, untuk selanjutnya dikirim ke Jakarta dan Surabaya guna diolah di rumah pemrosesan agar dapat memenuhi persyaratan ekspor.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Harga Jual di Tingkat Petani

Masker sarang burung yang dijual di Heavenly Nest Lounge yang dijual di Plaza Indonesia (Liputan6.com/Novi Nadya)

Berdasarkan informasi yang diberikan Barantan Ende di Wilayah Kerja Lembata, harga jual produk sarang burung walet di tingkat petani adalah sebesar Rp 10 juta per kg, dan bisa lebih tinggi untuk kualitas yang lebih baik.

Di Pulau Lembata sendiri juga terdapat satu desa dengan sebutan dusun walet, dimana sarang burung walet dijadikan usaha sampingan oleh seluruh penduduk di kampung ini.

Ke depannya, Yulius berharap, produk sarang burung walet bisa semakin menarik minat investor sehingga dapat lebih mudah dipasarkan di luar negeri.

"Kami berharap dengan potensi yang ada serta menarik bagi investor, ke depan ekspor SBW asal Lembata dapat langsung dikirim ke negara tujuan ekspor," pungkas Yulius.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya