Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan produsen kereta api Swiss Stadler Rail menggandeng PT INKA untuk mendirikan perusahaan joint venture. Perusahaan joint venture ini untuk membangun pabrik kereta api di Banyuwangi, Jawa Timur.
Hal itu ditunjukkan lewat penandatanganan investasi antara Swiss Stadler Rail dan PT INKA. Penandatangan perjanjian dilakukan oleh Executive Chairman Stadler Rail Peter Spuhler dan Presiden Direktur PT INKA Budi Noviantoro. Penandatanganan perjanjian itu juga dihadiri oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dan Duta Besar RI di Swiss, Muliaman Hadad.
Duta Besar Muliaman D.Hadad menuturkan, selain mendapatkan investasi dan alih teknologi serta memenuhi kebutuhan kereta api di Indonesia, produksi perusahaan joint venture juga memiliki peluang besar untuk diekspor ke negara di kawasan. Demikian dilansir Antara, Sabtu (21/9/2019).
Baca Juga
Advertisement
Pada tahap pertama, total nilai investasi akan mencapai USD 100 juta untuk memproduksi 125 gerbong per tahun yang akan ditingkatkan menjadi 1.000 gerbang per tahun. PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan menjadi pembeli utama produksi perusahaan joint venture ini.
Sedangkan pabrik akan dibangun di area seluas 83 hektare (ha) di Banyuwangi yang mempunyai pelabuhan laut sejauh tiga km dari lokasi pabrik. Pembangunan pabrik bakal selesai pada 2020.
Upaya untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri ini, Stadler Rail akan mendirikan sekolah vokasi perkeretaapian di Indonesia.
Muliaman menuturkan, kesepakatan investasi Swiss yang pertama setelah penandatanganan Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE CEPA) pada Desember 2018. Diharapkan kerja sama ini akan mendorong pula kerja sama investasi di sektor lainnya antara kedua negara.
Menteri BUMN Rini Soemarno menuturkan, investasi ini sangat mendukung program pembangunan sarana transportasi di Indonesia mengingat volume penumpang kereta api terus meningkat setiap tahun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Lagi, INKA Ekspor 22 Gerbong Kereta Api ke Bangladesh
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno meninjau proses pengapalan untuk pengiriman Batch Kedua Ekspor Kereta Penumpang ke Bangladesh oleh PT INKA (Persero) yang berlokasi di Dermaga Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Ekspor ke Bangladesh ini merupakan rangkaian dari usaha PT INKA (Persero) untuk meningkatkan pasar ekspornya setelah sebelumnya juga pernah memenuhi pesanan kereta ke luar negeri lainnya seperti Malaysia,Thailand, Filipina dan juga ke Australia.
“Saya bangga dengan PT INKA (Persero) yang mengekspor komponen kereta api untuk kedua kalinya ke Bangladesh. Ini jadi bukti produk BUMN diakui dunia. Serta merupakan upaya BUMN dalam meningkatkan nilai ekspor di Tanah Air,” ujar Menteri Rini di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 11 September 2019.
Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro mengatakan, pengiriman Batch kedua ini sebanyak 22 kereta akan diberangkatkan paling lambat dini hari nanti dan akan memerlukan waktu 11 hari untuk sampai di Chitagong Port.
Rangkaian kereta tersebut diperkirakan akan tiba pada 22 September 2019. Selanjutnya akan dilakukan persiapan untuk komisioning sebelum nantinya dioperasikan oleh pihak Bangladesh Railways.
“Saat ini PT INKA (Persero) juga tengah dalam persiapan untuk mengirimkan pesanan pesanan dari Philiphine National Railway 9PNR) berupa 2 trainset Diesel Multiple Unit (DMU) konfigurasi 3 car dengan kontrak sekitar Rp 480 miliar. Selain itu dari pihak PNR juga memesan 4 trainset DMU konfigurasi 4 car dan 3 lokomotif serta 15 kereta penumpang dengan total nilai kontrak sekitar Rp 800 miliar,” kata Budi.
Advertisement
Kontrak Pengadaan Sejak 2017
Kontrak Pengadaan 250 kereta penumpang untuk Bangladesh Railway merupakan hasil tender yang dimenangkan oleh PT INKA (Persero) pada tahun 2017 dengan nilai kontrak sebesar USD 100,89 juta. Sebelumnya pada tahun 2016, PT INKA (Persero) juga telah mengekspor sebanyak 150 kereta dengan nilai kontrak sebesar USD 72,39 juta dan 50 kereta ke Bangladesh pada tahun 2006 dengan nilai kontrak sebesar USD 13,8 juta.
Sekitar 50 kereta tipe BG (broad gauge) telah dikirimkan pada Januari 2019 yang lalu dan PT INKA (Persero) kembali mengirimkan lagi 200 kereta untuk Bangladesh Railway yang proses pengapalan batch pertama sebanyak 26 kereta telah dimulai 19 Juli 2019 melalui Terminal Jamrud II, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. 26 kereta tersebut telah dikirimkan 24 Juli 2019.
Adapun perbedaan kereta antara kereta tipe BG dan kereta tipe MG terletak pada lebar track (track gauge) yang digunakan. Untuk kereta tipe BG digunakan pada track dengan lebar 1.676 mm sedangkan kereta tipe MG digunakan pada track dengan lebar 1.000 mm.
Reporter: Chrismonica