Anak Demam, Kapan Harus ke Dokter?

Pertama-tama pastikan menggunakan termometer bahwa anak demam.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Sep 2019, 20:00 WIB
Ilustrasi Foto Anak Demam (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Demam pada anak merupakan salah satu kondisi yang membuat orangtua panik. Orangtua kadang membawa anak untuk segera ke dokter bila anak demam.

Pada anak-anak, demam terjadi ketika suhu tubuh berada di atas 38 derajat Celsius. Sedangkan pada bayi, kategori demam ketika suhunya di atas 37,5 derajat Celsius. Cara paling tepat untuk mengukur suhu tubuh adalah dengan menggunakan termometer.

"Demam harus dipastikan dengan memeriksa suhu tubuh menggunakan termometer. Karena seringkali kita menemukan perbedaan suhu pada kepala dan kaki. Jadi untuk memastikan, harus diperiksa melalui termometer," kata dokter spesialis anak konsultan Nina Dwi Putri live Instagram Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) beberapa waktu lalu.

Anak yang memiliki penyakit bawaan seperti kelainan jantung, paru, atau susunan saraf harus segera dibawa ke dokter apabila terkena demam. "Apalagi jika anak menunjukkan perubahan sikap seperti lemas, tidak mau makan atau minum, lesu, dan tidak nyaman, maka itu bisa dijadikan patokan," ucap Nina.

Apabila demam disertai dengan penyakit bawaan lainnya, demam bisa merupakan pertanda bahaya. Nina menjelaskan, apabila anak menjadi sering tidur, ia bisa mengalami penurunan kesadaran.

"Apabila sang anak masih tetap aktif ketika demam, masih mau menerima makanan atau minuman, maka tidak perlu untuk buru-buru dibawa ke dokter," jelas Nina.


Penanganan Pertama

Ilustrasi Sakit Panas (iStockphoto)

Saat anak mengalami demam, Anda bisa menyediakan atau membeli obat yang tersedia di apotek. Biasanya kandungan paling umum pada obat untuk mengatasi demam adalah parasetamol dan ibuprofen.

"Paracetamol dan ibuprofen sudah bertahun-tahun bahkan puluhan tahun digunakan untuk mengatasi demam. Jadi pasti sudah terbukti aman," jelas Nina.

Pemberian obat demam juga bisa diberikan ketika anak berada pada suhu panas yang tinggi. Tidak lupa, anak harus terus diberikan cairan ketika demam. Kekurangan cairan dapat menyebabkan anak mengalami dehidrasi, yang akan menimbulkan bahaya lainnya.

 

Penulis: Diviya Agatha

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya