Liputan6.com, Jakarta Saat demam melanda, kita terbiasa untuk mengompres pada bagian dahi. Hal ini juga banyak dilakukan orangtua ketika anak demam. Namun, banyak orangtua yang masih bingung, baiknya menggunakan air kompresan dingin atau hangat ya?
"Netralnya adalah kompres dengan air biasa, tidak hangat atau dingin," kata dokter spesialis anak konsultan Nina Dwi Putri.
Advertisement
Meski begitu, Nina menjelaskan bahwa sebenarnya secara medis tidak ada perbedaan yang signifikan mengompres anak atau tidak.
"Sebenarnya secara keilmuan, tidak ada perbedaan dikompres atau tidak. Tapi kalau orangtua memang memilih untuk mengompres, gunakanlah air dengan suhu normal saja," tambah Nina dalam Instagram Live Ikatan Dokter Anak Indonesia beberapa waktu lalu.
Nina juga mengingatkan untuk menghindari mengompres dengan air hangat maupun dingin. Bila mengompres menggunakan air hangat, bisa saja suhu tersebut terlalu panas untuk anak.
"Bisa saja buat kita tidak hangat, tapi pada anak malah menyebabkan luka bakar," ucap Nina.
Kapan mengonsumsi obat penurun demam?
Selain mengompres, orangtua biasanya akan memberikan obat penurun panas ketika anak mengalami demam. Ternyata, tidak semua anak demam perlu diberi obat penurun panas.
"Kalau anaknya masih aktif, masih bisa lari-lari, main, dan tidak menolak dikasih makan atau minum tidak perlu diberikan obat," ucap Nina.
Demam sebenarnya bukanlah musuh bagi tubuh, melainkan teman. Karena demam secara alami berfungsi untuk membunuh kuman yang ada dalam tubuh. Tubuh akan mempertahankan diri dan mencegah kuman yang akhirnya menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
"Tetapi pada anak yang memang memiliki penyakit bawaan, kelainan jantung bawaan misalnya, harus segera dikasih obat. Dengan catatan, suhunya harus di atas 38 derajat Celsius," ucap Nina.
Penulis: Diviya Agatha
Advertisement