Sakit Radang Tenggorokan Bisa Sebabkan Penyakit Jantung Reumatik?

Sakit radang tenggorokan yang tidak diobati dengan benar dan tuntas bisa berujung pada penyakit jantung reumatik.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 22 Sep 2019, 12:00 WIB
Gambar ilustrasi

Liputan6.com, Banten Peradangan dalam tubuh bila tidak diobati dengan benar dan tuntas, bisa menyebabkan penyakit jantung reumatik (rheumatic heart disease/RHD). Ketika kondisi tersebut tidak tertangani dengan benar bisa menimbulkan gagal jantung yang berakibat kematian.

"Ini bukan reumatik pada sendi ya melainkan katup jantung mengalami gangguan akibat proses peradangan yang awalnya tidak tertangani dengan benar atau dengan tuntas," ujar dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Ario Soeryo Kuncoro, saat ditemui di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten usai konferensi pers Annual Scientific Meeting of the Indonesia Heart Association (Asmiha) ke 28.

Peradangan ini terjadi berkali-kali pada tubuh, salah satunya berawal dari radang tenggorokan akibat bakteri Streptococcus tipe A. Biasanya, ini terjadi saat anak-anak usia sekolah SD sampai SMP.

Karena terjadi berulang-ulang, ditambah proses penyembuhan yang tidak tuntas, menyebabkan daya tahan tubuh menurun. Sehingga bakteri tersebut menyerang katup jantung.

"Ini yang bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang. Terlebih, biasanya akan baru disadari dan gangguan terjadi ketika sudah berusia 20 sampai 30 tahun," jelas Ario.

 


Gejala: Gampang Sesak Napas dan Mudah Lelah

ilustrasi sesak napas (sumber: iStockphoto)

Biasanya gangguan yang datang adalah gampang sesak napas, mudah lelah, hingga nyeri pada dada. Bila sudah begini, dokter akan mendiagnosis dan menangani sesuai tingkat kerusakan katup jantung.

"Penanganannya sudah pasti berbeda, ada yang katup bocor atau penyempitan, akan dilihat oleh dokter yang menangani," tuturnya.

Di Indonesia, kasus penyakit jantung reumatik ini masih sering ditemukan. Angkanya masih tinggi, hal ini lantaran tidak adanya deteksi dini pada saat peradangan awal terjadi.

Berbeda dengan negara Asia lainnya, yang kasus seperti ini sudah jarang terjadi.

"Untuk Singapura dan Malaysia bisa 0, atau hampir tidak ada. Sebab deteksi dininya yang dilakukan dengan baik," tutur Ario.

Sehingga, jangan meremehkan ketika gejala radang tenggorokan menyerang. Lalu, biasakan batuk untuk menutup mulut, mencegah penularan bakteri via air liur. "Serta hidup sehat, gemar berolahraga dan perhatikan asupan makan," ujarnya. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya