Liputan6.com, Jakarta - Potret langit merah di Muaro Jambi, Jambi, viral. Sekilas, foto-foto tersebut seperti hasil rekayasa. Kenyataannya, memang seperti itulah yang terjadi di empat desa di Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi.
Warga sendiri tidak menyangka, langit di desanya berwarna merah, bagai suasana di film superhero saat musuh tengah menyerah sebuah kota.
Advertisement
Rupanya, langit merah ini karena sinar matahari yang terhalang oleh partikel di udara.
Akibat kabut asap itu, desa tersebut gelap bagai menjelang malam pada siang hari, pada Sabtu 21 September 2019.
"Iya betul siang hari ini dari jam 11.00 sampai 13.00 WIB cuaca gelap seperti menjelang malam hari, banyak warga yang menghidupkan lampu di rumah," kata Fitriyani, salah seorang warga di Desa Pematang Raman, Kumpeh, Muaro Jambi, Jambi dihubungi Liputan6.com.
Fitri mengatakan, ada empat desa yang kondisi cuacanya gelap pada siang hari. Keempat desa itu adalah Desa Pulo Mentaro, Puding, Betung dan Pematang Raman. Warga di empat desa itu, kata dia, lebih banyak memilih beraktivitas di dalam rumah dan belum ingin mengungsi.
"Apa yang terjadi di kampung ini, padahal ini masih siang kondisinya bukan magrib, ini tidak ada rekayasa atau editan," kata dia.
Padahal, berdasar data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pukul 16.00 WIB, Sabtu, kualitas udara di Jambi tidak dalam level berbahaya. Berbeda dengan Riau atau Kalimantan Tengah yang kualitas udaranya berbahaya. Namun, langit di Muaro Jambi lah yang berwarna merah.
"Kalimantan Tengah 409 (berbahaya), Kalimantan Barat 324 (berbahaya), Riau 314 (berbahaya), Jambi 238 (sangat tidak sehat), Sumatera Selatan 155 (tidak sehat), dan Kalimantan Selatan 22 (baik)," tulis BNPB dalam siaran tertulisnya, Sabtu.
Terpantau ada 2.288 titik api di seluruh Indonesia berdasar data BNPB. Titik api ini tersebar di Riau sebanyak 114 titik, Jambi 408 titik, Sumatera Selatan 219 titik, Kalimantan Barat 266 titik, Kalimantan Tengah 810 titik, dan Kalimantan Selatan 74 titik.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Lahan Perusahaan
Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda Desa Puding dan Pulau Mentaro, Kabupaten Muaro Jambi semakin pekat hingga suasana di desa tersebut seperti waktu senja menjelang malam.
Antara melansir, di Desa Puding dan Mentaro, Sabtu, karhutla terjadi di kawasan areal lahan dua perusahaan. Kebakaran ini mengakibatkan kabut asap terparah.
Eko, warga setempat mengatakan, suasana siang hari di desa tersebut saat ini sudah tampak seperti malam yang gelap akibat kabut asap yang makin pekat.
Menurut dia, kebakaran yang terjadi di sana membuat langit menjadi gelap gulita dan apalagi untuk masuk ke jalan menuju lahan yang terbakar sudah seperti malam hari. Kendaraan yang melintas harus menghidupkan lampu.
"Tiupan angin memang kencang disertai suara gemuruh api yang membakar lahan yang berjarak dua kilometer lagi dari permukiman warga setempat," kata Eko.
Asap yang makin pekat juga membuat minimnya aktivitas warga di dua desa tersebut dan warga lebih banyak berdiam di dalam rumah. Warga juga menghidupkan lampu rumah karena suasana gelap seperti malam hari.
Saat ini juga tim satgas karhutla Jambi dibantu pasukan TNI dan Brimob Polda Jambi masih terus berupaya memadamkan api di lahan milik perusahaan dibantu petugas dari perusahaan.
Total ada 100 prajurit TNI dari Yonif 144 Bengkulu yang diturunkan membantu pemadaman api karhutla di Muara Jambi yang dibantu personel Brimob Polda Jambi.
Advertisement