Liputan6.com, Jakarta - 23 September 1875, Billy the Kid ditangkap untuk pertama kalinya setelah mencuri sekeranjang cucian. Dia kemudian keluar dari penjara dan menjelajahi Amerika Barat.
Setelah itu, ia mendapat reputasi sebagai penjahat dan pembunuh paling legendaris di dunia yang diduga telah mencabut 21 nyawa.
Advertisement
Nama asli Billy the Kid adalah Henry McCarty, tidak diketahui pasti di mana ia lahir namun yang diketahui adalah ia lahir di sekitaran tahun 1859 atau 1861. Billy adalah seorang anak yang memiliki hubungan baik dengan ayahnya, ia tinggal dengan keluarga lainnya di Indiana, Kansas, Colorado, dan Silver city, Meksiko. Setelahnya ia berkelana dan mengganti-ganti namanya dengan Kid Antrim hingga William Bonney, saat ia melakukan kejahatan.
Billy melakukan pencurian kuda di Arizona sebelum kembali ke New Mexico, di mana ia terhubung dengan sekelompok penembak dan pencuri ternak yang terlibat dalam Perang Kabupaten Lincoln yang terkenal antara peternak saingan dan faksi pedagang di Lincoln County pada 1878.
Setelah itu, Billy the Kid, yang memiliki tubuh langsing, gigi depan menonjol bengkok dan suka menyanyi, kemudian melanjutkan kehidupan penjahatnya dengan mencuri ternak dan kuda, berjudi hingga membunuh orang.
Mati Ditembak
Atas kejahatannya, bagi siapa pun yang dapat membawa kepala Billy akan mendapat hadiah besar. Billy akhirnya ditangkap dan didakwa karena membunuh seorang sheriff selama Perang Daerah Lincoln.
Billy the Kid dihukum gantung karena kejahatannya. Namun, tak lama kemudian, dia berhasil menjebol penjara lagi, membunuh dua deputi dalam proses kabur tersebut.
Kebebasan Billy the Kid berlangsung singkat, ketika Sheriff Pat Garrett --yang merupakan mantan rekan Billy-- menyusul para penjahat di Fort Sumner, New Mexico, pada 14 Juli 1881, dan dengan fatal menembak mati Billy.
Meskipun hidupnya singkat, legenda Billy the Kid tumbuh setelah kematiannya. Setiap tahun, para wisatawan mengunjungi kota Fort Sumner, yang terletak sekitar 160 mil tenggara Albuquerque, demi melihat Billy the Kid Museum dan kuburannya.
Di hari yang sama, pada 23 September 2004, Badai Jeanne menerjang Haiti. Ribuan nyawa melayang dalam peristiwa tersebut.
Dan pada 1983, terjadi salah satu bencana transportasi udara terburuk yang menimpa maskapai penerbangan Gulf Air.
Reporter: Windy Febriana
Advertisement