Liputan6.com, Jakarta - Lakon teater Toean Besar persembahan Indonesia Kita, yang ditulis dan disutradarai Agus Noor, membuat penonton tertawa bebas. Butet Kartaredjasa yang menjadi tim kreatif, memberi sambutan agar penonton Toean Besar tidak perlu malu-malu meluapkan tawanya.
Panggung Toean Besar ini digelar selama dua hari di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (GBB-TIM), Jumat dan Sabtu (20-21 September 2019). Selama tiga pertunjukan, tema persoalan identitas dan etnisitas yang mengancam Kebhinekaan Indonesia dewasa ini menjadi sorotannya.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Agus Noor, humor yang lahir dari kehendak untuk mendominasi bisa menjadi represi dengan cara mentertawakan persoalan. Humor juga disebutnya tidak bisa bersifat netral.
"Jadi, jika humor soal iman dan keyakinan gampang menjadi pemicu kesalahpahaman sosial, maka di sana kita melihat ada wacana dominan yang terjadi," kata Agus Noor di belakang panggung Toean Besar, Sabtu (21/9/2019), mengutip buku Studies in Political Humour.
Ajang Olok-Olok
Ratusan penonton yang memadati GBB-TIM dibuat terpingkal-pingkal sepanjang pertunjukan. Pada hari pertama, Jumat (20/9/2019) pertunjukan dimulai pukul 20.00.
Selama 2 jam 15 menit tim menyulap panggung menjadi arena mengolok-ngolok siapa saja. Dari menteri yang ditersangkakan KPK, pepimpin partai, penguasa, KPI, KPAI, wartawan, petugas partai, politisi, jubir presiden hingga presiden.
Pada hari kedua, Sabtu (21/9/2019) pukul 14.00 dan 20.00 WIB, kekuatan melawak terdapat pada improvisasi para pendukung utamanya yang mengalir nyaris selama 3 jam. Tawa terus membahana sepanjang pertunjukan.
Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Mucle, Inaya Wahid, Amie Ardhini, Putri Minangsari, Wisben, Joned, Boris Bokir, Abdur Arsyad, Joind Bayuwinanda, Al Sobry, Benny Benke, Putu Fajar Arcana (merangkap tim kreatif bersama Butet K), Budi Adiputro, Dwi Sutarjantono, Erin Metasari, didukung Jakarta Street Music, dan tarian Josh Mancy Company, menyajikan penampilan berbuah tawa yang seperti tak terbatas.
Advertisement