Pegadaian: Tren Bisnis Gadai Cenderung Stagnan

Pegadaian menyebutkan tren bisnis gadai stagnan dikarenakan saat ini banyak sumber pendanaan.

oleh Bawono Yadika diperbarui 23 Sep 2019, 11:45 WIB
PT Pegadaian (Persero).

Liputan6.com, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) menyatakan pertumbuhan tren bisnis gadai cenderung stagnan saat ini. Kenaikan hanya berkisar antara 1-2 persen setiap tahunnya.

Direktur Utama Perseroan Kuswiyoto mengatakan, kenaikan pertumbuhan bisnis yang hanya bertahap itu disebabkan semakin banyaknya pilihan pendanaan di masyarakat.

"Itulah makanya kita harus terus berinovasi, kalau nggak berinovasi kita akan turun-turun terus tuh kinerjanya," tuturnya di Jakarta, Senin (23/9/2019).

Kuswiyoto melanjutkan, perusahaan tak boleh hanya mengandalkan produk gadai saja merespon perubahan yang terjadi di tengah masyarakat.

Kata dia, inovasi perlu dilakukan guna mengatrol arah perkembangan kinerja perseroan kedepannya. Misalnya saja dengan mentransformasi budaya untuk menyasar pangsa Gen-Z melalui pasar digital dan IT.

"Gadai sangat relatif stagnan, makanya mulai tahun 2015 kita melakukan transformasi, salah satunya lima strategi. Cek produk gadai akan kita tetap petahankan dan tingkatkan volumenya tapi mungkin secara komposisi akan turun tapi secara outsanding akan dorong," ujarnya.

"Jadi produk gadai kita akan kembangkan ke banyak produk salah satunya kalau sekarang kebanyakan emas pegadaian sekarang akan kembangkan salah satunya saham," lanjut dia.

Sebagai informasi saja, tren tertinggi pertumbuhan bisnis Gadai terjadi pada kuartal-III 2016 sebesar 4,5 persen. Sedangkan terendah terjadi di kuartal-III 2015 yang minus sampai 3,1 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Dongkrak Penjualan, Pegadaian Gandeng 22 Mitra Strategis

Warga saat bertransaksi di pegadaian di Jakarta, Kamis (15/6). Meningkatnya kebutuhan masyarakat jelang Lebaran membuat banyak orang menggadaikan barang berharga guna memenuhi kebutuhan yang mendesak. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

PT Pegadaian (Persero) terus berkolaborasi untuk memperkuat pemasaran dan penjualan produk melalui sinergi bisnis dengan berbagai mitra, baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta, hingga perguruan tinggi dan asosiasi di seluruh Indonesia.

Kali ini, Pegadaian melakukan kolaborasi dengan 22 mitra yang terdiri atas perusahaan BUMN, swasta, dan satu perguruan tinggi asal Medan, Sumatera Utara (Sumut).

"Kami akan terus membangun dan memperkuat jejaring sinergi bisnis melalui kolaborasi dengan berbagai mitra. Kolaborasi merupakan kunci perseroan untuk terus bertumbuh di tengah era disrupsi ekonomi digital," kata Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/9/2019).

Hingga Agustus 2019, tambah Kuswiyoto, Pegadaiantelah melakukan kolaborasi bisnis dengan 20 perusahaan BUMN, 8 perusahaan swasta, 29 perguruan tinggi, dan 4 asosiasi di seluruh Indonesia.

Kuswiyoto menjelaskan, melalui kolaborasi kekuatan bisnis masing-masing perusahaan dapat lebih dioptimalkan, sehingga memberikan nilai tambah tidak hanya bagi pengguna jasa, tetapi juga kontribusi positif pada negara. Lebih lanjut, ia menyatakan, pemasaran produk dan volume penjualan pun meningkat seiring kolaborasi.


Pengembangan Bisnis

Program Badai Emas Pegadaian berhadiah total 10 Milyar rupiah tinggal menghitung hari. Batas akhir periode program ini sampai dengan hari Sabtu, 20 Juli 2019.

Dimulainya kolaborasi bisnis di Sumut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Pegadaian dengan 22 mitra, yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, PT Telekomunikasi Seluler, PT Kawasan Industri Medan (Persero), Radio Republik Indonesia, PT Permodalan Nasional Madani (Persero).

Kemudian, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), PT Askrindo, PT Pelni, Perum Jamkrindo, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), PT Perkebunan Nusantara I, Perum BULOG, PT Nutrifood Indonesia, Grab, PT Kedai Kita, PD Pasar Kota Medan, Adimulia Hotel, Garuda Plaza Hotel, Universitas Sumatra Utara, Politeknik LP3I dan STMIK Budi Dharma.

Melalui kolaborasi ini, Kuswiyoto melanjutkan, setiap perusahaan dapat memanfaatkan kapasitas dan kapabilitas dalam melaksanakan, mengembangkan, dan meningkatkan bisnis masing-masing.

"Selain itu, sumber daya manusia (SDM) masing-masing dapat saling bersinergi, untuk mewujudkan One Family, One Nation, One Vision to Excellence semakin nyata," seru dia.

Di sisi lain, Wakil gubernur Sumatra Utara Musa Rajekshah menyampaikan apresiasinya dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman tersebut. Menurutnya, kegiatan ini bisa menjadi titik awal perseroan dalam meningkatkan penjualan dan pemasaran produk.

"Adanya kerjasama ini sangat penting untuk mengoptimalkan sistem kerja semua belah pihak. Tidak hanya itu, adanya penandatanganan nota kesepahaman ini juga akan menjadi memberikan kontribusi positif pada negara," ujar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya