Liputan6.com, Jakarta - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya akan menerapkan Alat pendeteksi wajah atau face recognation system pada semua kamera video digital atau Closed Circuit Television (CCTV) yang tersebar di sejumlah wilayah di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad mengatakan, alat pendeteksi wajah saat ini sebetulnya sudah diterapkan pada kamera CCTV di Terminal Purabaya.
"Ada 16 titik kamera yang terpasang teknologi pendeteksi wajah," kata dia.
Dia menuturkan, tujuan pertama dari penerapan alat pendeteksi wajah tersebut adalah untuk mendeteksi ada calo yang ada di Terminal Purabaya. Selain itu juga berfungsi untuk mendeteksi para pendatang, dilansir dari Antara, Senin (23/9/2019).
Baca Juga
Advertisement
Saat ini, total CCTV di Surabaya sebanyak 1.200 kamera. Dari jumlah tersebut, semuanya akan dilengkapi teknologi face recognition. Bahkan, dari jumlah tersebut, bakal ditambah 280 unit, sehingga totalnya mencapai 1.480 kamera berbasis face recognition.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Ini Kata Risma
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya mengatakan setelah teknologi face recognition dipasang, pihaknya juga bakal melakukan pertemuan bersama densus, kepolisian dan jajaran terkait untuk sama-sama bersinergi dalam menjalankan teknologi ini guna mendukung pengamanan Kota Surabaya.
"Saya berharap tiap pintu masuk kampung juga memiliki fasilitas itu," ujarnya.
Menurut dia, terobosan teknologi terbaru ini, bertujuan untuk memantau dan memberikan keamanan bagi masyarakat. Sebab, teknologi itu mampu membantu dalam menangani berbagai masalah yang terjadi di jalan raya. Misalnya saja jika terjadi kecelakaan tabrak lari, maka kejadian itu dapat tertangkap kamera yang terkoneksi dengan data kependudukan.
Setelah teknologi ini berjalan, lanjut dia, pihaknya sudah menyiapkan konsep dan langkah berikutnya untuk terus mengembangkan teknologi face recognition tersebut. "Jadi misal kalau ada orang yang dua kali tertangkap kamera di lokasi seperti sekolah tapi tidak melakukan apa-apa, maka nanti kita akan lakukan analisa siapa orang tersebut," ujar Risma.
Advertisement