Liputan6.com, Bandung - Hasil pengamatan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM hingga pagi ini mengungkap, Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat, masih mengeluarkan asap setinggi 150 meter dari dasar kawah.
Menurut kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani, status gunung api yang memiliki ketinggian 2.084 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu tingkat aktivitasnya masih di Level II atau Waspada.
Advertisement
Kasbani menerangkan melalui rekaman seismograf tanggal 22 September 2019 tercatat, Gunung Tangkuban Parahu mengalami50 kali gempa hembusan, satu kali gempa tektonik jauh dan tremor menerus dengan amplitudo 0.5-2 milimeter dominan di 0.5 milimeter.
"Direkomendasikan kepada masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan pengunjung, wisatawan, pendaki tidak mendekati kawah yang ada di puncak dalam radius 1,5 kilometer dari kawah aktif. Kawasan Taman Wisata Alam Tangkuban Parahu direkomendasikan untuk sementara ditutup sampai jarak aman di atas," kata Kasbani menurut informasi resmi yang diterima Liputan6.com, Senin (23/9/2019).
Kasbani mengatakan untuk keselamatan jalur penerbangan, PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM telah menerbitkan peringatan kewaspadaan (VONA). VONA terakhir terkirim kode warna orange, terbit tanggal 2 Agustus 2019 pukul 04.20 WIB, terkait pengamatan emisi abu vulkanik pada pukul 01.45 WIB. Dengan ketinggian kolom abu tidak teramati.
Gunung Tangkuban Parahu mengalami erupsi pada 26 Juli 2019 pukul 15.48 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 200 meter di atas puncak atau kurang lebih 2.284 mdpl. Erupsi susulan yang terjadi pada tanggal 1 Agustus 2019 pukul 20.46 WIB lalu, tinggi kolom asap 180 meter dari dasar kawah, diikuti erupsi tanggal 2 Agustus 2019 mulai pukul 00.43WIB serta erupsi pada pukul 04.56 WIB yang berlangsung menerus.
"Terjadi Erupsi pada tanggal 31 Agustus 2019 Pukul 09.30 WIB dengan tinggi kolom abu kurang lebih 150 meter dari dasar kawah," ujar Kasbani.