Presiden Turki Erdogan Langsung Berikan Trofi Juara kepada Tim Bayucaraka ITS

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerahkan trofi juara dunia kepada Tim Bayucaraka ITS Surabaya. Penyerahan trofi langsung oleh Erdogan hanya diberikan kepada juara pertama.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 23 Sep 2019, 17:30 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerahkan trofi juara dunia kepada Tim Bayucaraka ITS Surabaya. (Foto: Dok ITS)

Liputan6.com, Surabaya - Tim Bayucaraka Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil meraih juara pertama kategori fixed wing pada ajang 2019 Tübitak International Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Competition dalam Teknofest 2019 di Istanbul, Turki.

Menariknya, penyerahan trofi juara dunia tersebut diserahkan langsung oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, Minggu sore, 22 September 2019. General Manajer (GM) Tim Bayucaraka ITS, Putu Wisnu Bhaskara Putrawan mengakui, awalnya tim juga tidak menyadari jika pria yang menyerahkan trofi adalah seorang tokoh dunia, yakni Presiden Erdoğan.

"Baru ketika turun dari panggung, kami semua terkejut setelah mengetahui dari siaran langsung di situs Youtube kalau ternyata dia (yang memberikan trofi, red) adalah Erdoğan," ungkap Putu saat dihubungi lewat telepon langsung dari Turki, tadi malam.

Saat penganugerahan trofi, menurut Putu, seluruh tim tidak diperkenankan membawa barang apapun selain handphone (HP) dan diperiksa dengan ketat sebelum naik ke atas panggung untuk menerima trofi juara dunia tersebut.

"Bahkan, banyak sekali penjaga dengan senjata lengkap yang ada di sekitar panggung tersebut," ceritanya menggambarkan situasi saat itu.

Menariknya, kata mahasiswa Departemen Teknik Komputer ini, pria nomor satu di negara Turki tersebut hanya memberikan trofi kepada tim yang mendapat juara pertama saja dalam perhelatan tingkat dunia ini. "Hal ini menjadi kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi tim kami," tutur Putu.

Putu juga menuturkan, lomba tersebut merupakan bagian dari festival teknologi terbesar yang ada di Turki, yakni Teknofest. Semua produk teknologi canggih dipertunjukkan di ajang tersebut. Mulai dari teknologi pesawat terbang, pesawat jet, kendaraan militer, konsep mobil terbang, dan lain sebagainya.

Putu berharap Tim Bayucaraka ITS bisa mengikuti perjuangan ilmuwan dunia dari Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie), dalam dunia dirgantara nasional. "Dengan wadah seperti ini, kita bisa berkarya dan membuktikan kepada dunia jika kita juga bisa bersaing," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Diundang Turkish Aerospace

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerahkan trofi juara dunia kepada Tim Bayucaraka ITS Surabaya. (Foto: Dok ITS)

Setelah melihat keberhasilan teknologi robot pesawat milik Tim Bayucaraka ITS, Turkish Aerospace yang merupakan perusahaan pesawat terbang di Turki langsung memberikan kesempatan kepada tim untuk mengunjungi kantornya di Ibu Kota Turki, Ankara pada Senin, 23 September 2019.Putu mengakui, jika seluruh keperluan dan akomodasi juga ditanggung oleh perusahaan tersebut.

"Selain itu, kami juga diberikan uang sebesar 10.000 Lira Turki sebagai apresiasi atas kehebatan Tim Bayucaraka ITS dalam mengembangkan teknologinya," ujar dia.

Menurut pengakuan Putu, perwakilan Turkish Aerospace juga terkesan ketika melihat pesawat milik Tim Bayucaraka ITS saat dipamerkan pada sebuah stand. Putu juga menyatakan, perwakilan dari Turkish Aerospace tertarik dengan desain dari pesawat mereka. "Pasalnya, pesawat Tim Bayucaraka ITS terlihat simpel dan rapi jika dibandingkan dengan tim lainnya," ungkapnya bangga.

Walaupun begitu, lanjut Putu, pesawat Tim Bayucaraka ITS juga memiliki teknologi yang cukup baik. Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan memperoleh skor tertinggi pada dua misi yang berbeda saat lomba. Kebanyakan pesawat dari tim lainnya hanya bisa maksimal pada salah satu misi saja.

Beberapa keunggulan pesawat Tim Bayucaraka ITS antara lain ketika terbang bisa stabil, kecepatan lincah, dan bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan.

"Untuk kompetisi tahun depan, kita harus lebih bagus lagi dan ilmu yang sudah didapatkan tidak boleh putus sampai di sini saja," ujar mahasiswa tahun ketiga di ITS tersebut seolah mengingatkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya