Agung Laksono Bantah Golkar dan Partai Komunis China Bertukar Kader

Agung menyatakan tidak benar seperti diisukan bahwa pada era Airlangga Hartarto baru ada kerja sama dengan PKC dan tukar-menukar kader.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Sep 2019, 12:42 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bertemu dengan Kepala Polit Biro Hubungan Internasional Partai Komunis Cina, Song Tao, Sabtu (21/9/2019). (Merdeka.com/ Muhammad Genantan Saputra)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono membantah adanya pertukaran kader antara partai dengan Partai Komunis China (PKC). Dia mengatakan pertemuan antara Golkar dengan petinggi PKC sebagai bagian dari antara dua negara sahabat, Indonesia dan China.

Agung mengaku perlu menegaskan hal itu lantaran banyak isu miring yang dimunculkan pihak tertentu usai pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Kepala Politbiro Hubungan Internasional PKC Song Tao di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu, 21 September 2019.

"Dalam pertemuan itu tidak dibahas tentang pertukaran kader, tetapi lebih pada misi kebudayaan, misalnya tukar souvenir. Jangan diartikan yang aneh-aneh. Kedua pihak juga setuju untuk saling berkunjung," kata Agung.

Dia menyatakan bahwa pertemuan antara Golkar sudah sesuai dengan amanat UUD 1945, yakni aktif menjaga perdamaian dunia.

Dalam hubungan luar negeri Indonesia dan Golkar berpatokan pada kebijakan luar negeri bebas dan aktif yang bersifat nonblok dengan mencoba mengambil peran dalam berbagai masalah regional sesuai ukuran dan lokasinya.

Kunjungan Partai Golkar ke Partai Komunis Cina sendiri sudah dilakukan sejak lama. "Bahkan era Pak Wahono menjadi Ketua Umum Golkar, saya menjadi perwakilan yang berkunjung ke China, ke PKC,” ungkap Agung.

Agung pun mengaku, tak hanya sekali mengunjungi PKC. "Sudah tiga kali saya berkunjung ke PKC, yang kami lakukan adalah meninjau sekolah kader di PKC, dan melihat bagaimana mereka mengelola partai dan asetnya. Kemudian jamuan makan malam dan makan siang dengan pejabat di sana,” kata Agung.

Agung menyatakan tidak benar seperti diisukan bahwa pada  era Airlangga Hartarto baru ada kerja sama dengan PKC dan tukar-menukar kader. Agung juga menjelaskan jika kunjungan dan kerja sama itu tak mengubah dirinya untuk berpaham komunis. Kunjungan itu hanya semata-mata studi banding antara partai.

"Saya tetap antikomunis, saya tetap Golkar,” tegas Agung.

Terakhir Golkar juga mengirimkan kadernya seperti Roro Esty, Sari Yulianti dan Melki Lakanena berkunjung ke Cina.

"Sekarang malah lebih banyak bicara soal ekonomi. Berbicara soal jalur sutera atau One Belt One Road, bahkan saya lihat lebih banyak bicara soal kapitalis,” ungkap Agung.

Hal ini tentu menarik karena Cina yang berpaham komunis, tetapi ekonominya kapitalis.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Tak hanya ke Golkar

Agung Laksono (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Agung juga menegaskan jika kunjungan ke China tak hanya dilakukan oleh Golkar. PDIP, Partai Gerindra, Partai Nasdem, PKS dan PP dan PKB juga berkunjung ke PKC di Cina. Bahkan PKC pekan ini berkunjung ke Indonesia, juga menyempatkan diri bertemu PDIP dan Gerindra.

"Kita tetap anti komunis, tetapi dari saling kunjung ini, kita tahu apa yang dilakukan PKC untuk negerinya. Kita kerja sama bukan soal ideologinya. Akan tetapi lebih pada tata cara pengelolaan partai. Saya setuju untuk tetap diteruskan kerja sama ini,” tutur Agung.

Agung meminta semua pihak untuk tidak berprasangka buruk atas kunjungan PKC ke Golkar.

"Jangan phobia, hubungan kita tetap  terbuka dan Golkar selalu menjaga dan menghargai kedaulatan masing-masing. Saya kira PKC juga sama,” ucap dia. 

Agung merasa perlu meluruskan hal itu karena ada pihak-pihak yang memakai momen kunjungan PKC ini untuk mendiskreditkan Airlangga Hartarto dan Golkar.

"Ini menjelang Munas Golkar, jadi ada yang berusaha goreng-goreng pertemuan seolah-olah Golkar melenceng. Perlu saya tegaskan, Golkar tetap partai moderat siapa pun yang memimpin. Golkar tetap partai tengah, tetap partai kebangsaan dan tetap partai kemajemukan dan ideologi Pancasila,” tegas Agung Laksono

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya