Liputan6.com, Jakarta - Pelemahan ekonomi global telah membuat sejumlah negara besar jatuh ke lubang resesi. Ancaman ini juga berpotensi besar menyerang Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, Indonesia harus mewaspadai bahaya resesi yang kian nyata ini.
"Jadi kalau ada orang yang bilang Indonesia jauh dari ancaman resesi, jauh apanya? Coba cek. Suka enggak suka kita harus waspada (resesi)," tuturnya di Jakarta, Senin (23/9/2019).
Baca Juga
Advertisement
Simorangkir menjelaskan, beberapa negara maju telah lebih dulu terjerembab ke resesi. Selain itu, Turki, Argentina hingga Jerman yang saat ini juga memasuki risiko resesi.
"Jadi kita nggak boleh main-main. Makanya semua negara sudah antisipasi ini dengan pelonggaran kebijakan lewat bank sentralnya," ujarnya.
Dia pun menegaskan, Pemerintah akan terus menjaga sekaligus merepons ekonomi global guna mengantisipasi pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat.
"Singapura saja growth mereka ini sudah negatif di kuartal I. Jadi kita harus merespon dengan kebijakan yang tepat," tegasnya.
Pemerintah Mulai Antisipasi Ancaman Resesi
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, Indonesia harus memiliki anggaran yang solid untuk mengantisipasi potensi resesi ekonomi dunia di 2020. Penganggaran yang solid dilakukan dengan merancang APBN yang rasional.
"Ya kita pada intinya harus punya anggaran yang solid untuk mengantisipasi potensi resesi dunia 2020, karena itu targetnya dibuat serasional mungkin," ujar Bambang saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (24/9/2019).
BACA JUGA
Bambang melanjutkan, dalam RAPBN 2020, pemerintah juga sudah menyiapkan pengalokasian anggaran untuk pencegahan dampak terburuk dari resesi. Adapun resesi adalah kemerosotan pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut dalam satu tahun.
"Alokasi penganggarannya pun dibuat dengan upaya untuk mencegah dampak terburuk resesi yang kemungkinan terjadi di 2020," jelas Bambang.
Advertisement