Dua dari 3 Orang di Dunia Berpikir Demensia Bagian dari Proses Penuaan

Studi menunjukkan dua dari tiga orang di dunia masih berpikir demensia bagian dari proses penuaan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 24 Sep 2019, 11:00 WIB
Hasil studi dua dari tiga orang masih berpikir demensia bagian dari proses penuaan. (Foto: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Hasil survei tentang sikap dan perilaku umum tentang demensia mengungkapkan, dua pertiga orang (dua dari tiga orang) masih berpikir, demensia adalah bagian alami dari proses penuaan. Padahal, pandangan tersebut keliru. 

Demensia merupakan kondisi penurunan daya ingat dan cara berpikir. Dalam hal ini, demensia termasuk salah satu gangguan otak yang bisa makin parah seiring usia.

Berdasarkan laporan Alzheimer's Disease International (ADI) berjudul Attitudes to Dementia, salah satu hasil yang mengkhawatirkan, yakni masih ada orang di dunia yang berpikir bahwa demensia bagian dari penuaan.   

"Pemahaman tentang penyakit ini masih rendah. Rasa takut terkena demensia juga tinggi secara global," tulis CEO Alzheimer’s Disease International Paola Barbarino, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Selasa (24/5/2019).

Yang juga perlu diperhatikan, demensia menjadi penyebab kematian nomor 5 di dunia. Survei demensia ini melibatkan sekitar 70.000 orang dari 155 negara. Analisis data dilakukan oleh London School of Economics dan Political Science (LSE) UK, mitra dari Alzheimer’s Disease International.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Orang dengan Demensia Meningkat

Dua janda lanjut usia, warga Kampung Krajaan Pawanda, Desa Medang Asem, Kecamatan Jayakerta, Karawang, terpaksa harus tinggal dan hidup bersama kambing. (Liputan6.com/ Abramena)

Dari laporan survei, jumlah Orang Dengan Demensia (ODD) saat ini diperkirakan lebih dari 50 juta. Jumlah ini diprediksi akan meningkat menjadi 152 juta pada tahun 2050. 

"Ada sekitar 23 juta orang dengan demensia di Asia Pasifik, 1,2 juta di Indonesia, yang akan bertambah menjadi 4 juta pada tahun 2050," lanjut Paola.

Responden dari survei meliputi Orang Dengan Demensia (ODD), family caregivers, perawat, praktisi kesehatan, dan masyarakat umum.


Merasa Diabaikan

Foto: Dian Kurniawan/ Liputan6.com.

Laporan survei juga menemukan, sekitar 50 persen Orang Dengan Demensia merasa diabaikan oleh para praktisi kesehatan (dokter dan perawat). Sedangkan 33 persen orang berpikir, jika mereka terkena demensia, mereka tidak akan didengarkan oleh para praktisi profesional kesehatan maupun dokter. 

Menariknya, 95 persen responden berpikir, mereka dapat terkena demensia dalam hidupnya. Kemudian lebih dari dua pertiga orang (69,3 persen) akan mengambil tes profil genetik untuk mengetahui, apakah mereka berisiko terkena demensia atau tidak.    

Ketika seseorang kena demensia, dukungan yang tepat akan mampu mendorong mereka menjalani hidup dengan baik.

"Yang pasti ketika Orang Dengan Demensia dan keluarga pendamping dipersiapkan dengan baik dan mendapat dukungan penuh. Rasa tenteram dan terberdayakan dapat dirasakan orang dengan demensia," Paola menambahkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya