Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengatakan masih ada nasabah yang belum mengembalikan uang ke perusahaan. Ini adalah akibat dari kesalahan dalam sistem teknologi informasi yang dialami oleh bank pelat merah tersebut pada Juli lalu.
Kesalahan sistem mengakibatkan perubahan saldo pada 1,5 juta akun pelanggan dari total 20 juta pelanggan korporat. Beberapa saldo pelanggan tercatat menurun, sebagian lainnya ustru meningkat puluhan hingga ratusan juta.
Direktur Retail Banking Bank Mandiri Donsuwan Simatupang menjelaskan perusahaan telah mengumpulkan uang dari pihak ketiga pada bulan lalu, nilainya mencapai Rp10 miliar.
"Itu sudah dibayar oleh pihak ketiga. Pihak ketiga itu mitra dari Bank Mandiri yang aplikasinya kami pakai, itu sudah selesai" kata dia saat ditemui di kantornya, Senin (23/9/2019).
Baca Juga
Advertisement
Karena itu, dia menyatakan bahwa bank tidak lagi kehilangan uang. Namun, masalah belum terselesaikan meskipun Bank Mandiri telah menerima pembayaran dari pihak ketiga. Perusahaan masih harus mengumpulkan uang dari pelanggan. Kendati demikian, dia enggan mengungkapkan jumlah nasabah dan total uang yang belum dibayarkan oleh pelanggan saat ini.
"Kepada nasabahnya tetap kami tagih, secara bertahap dan terus menerus. Sebagai gambaran sisanya sebesar Rp10 miliar bulan lalu," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tak Mengganggu Bisnis Perusahaan
Dia menekankan bahwa hal ini tidak membebani perusahaan. Sebab, dari segi risikonya tidak terlalu besar karena Bank Mandiri telah menerima uang dari pihak ketiga.
Perusahaan juga memastikan bahwa masalah berkurangnya uang pelanggan diselesaikan sepenuhnya.
Sebelumnya, sekitar 2600 nasabah Bank Mandiri telah melakukan transaksi saat mengalami penambahan saldo secara tiba-tiba pada saat terjadi gangguan saat pemeliharaan sistem pada hari bulan lalu. Saldo mereka bertambah mulai dari jutaan hingga ratusan juta rupiah.
Corporate Secretary Bank Mandiri, Rohan Hafas mengungkapkan sebagian besar nasabah yang melakukan transaksi dengan menggunakan kelebihan saldo tersebut sudah mengembalikan dananya. Kini tinggal 1 persen atau sekitar 26 nasabah yang belum mengembalikan kelebihan saldo tersebut.
"Semuanya 99 persen sudah kembali, jadi tinggal kecil sekali yang belum kembali," kata dia, di Menara Mandiri 1, Jakarta, Rabu (28/8).
Dia mengungkapkan, saat ini jumlah saldo yang belum kembali hanya tinggal puluhan juta saja. Dari sebelumnya Rp 10 miliar.
"Jumlahnya sangat kecil sekali," ujarnya.
Dia mengungkapkan, perseroan tidak melakukan penagihan secara khusus kepada nasabah yang mengalami kelebihan saldo saat terjadi gangguan sistem. Sehingga pengembalian saldo harus menunggu inisiatif nasabah.
"Misalkan orangnya lagi di luar negeri ya kita tunggu-tunggu aja atau nunggu dia datang ke kantor cabang," ujanrnya.
"Boleh dibilang hampir tidak ada lagi tersisa, tadinya beberapa miliar rupiah sekarang mungkin itungannya hanya beberapa puluh juta rupiah saja," dia menambahkan.
Advertisement
Etikat Baik Bank Mandiri
Dia menjelaskan, sebetulnya pihak bank dapat melakukan pemotongan saldo secara otomatis. Namun karena hal tersebut merupakan kesalahan sistem sehingga berpegang pada asas kesopanan pengembalian saldo harus dilakukan sendiri oleh nasabah yang bersangkutan.
"Jadi kan sebenarnya kalau yang ngeh (sadar, tahu) langsung bilang. kita tinggal potong saja kan itu cuma tampilan, kita koreksi," ujarnya.
Kendati demikian dia menegaskan tidak ada kekhawatiran nasabah tidak melakukan pengembalian saldo. Sebab pihak bank percaya sepenuhnya pada nasabah.
"Kan orang yang gak akan lari kemana - mana, kan itu nasabah kita. Gak ada target (kapan semua saldo kembali). segitu bisa pelan-pelan. Kemarin dalam satu bulan cepet banget baliknya yang Rp 10 m, jadi ini pasti (balik)," tutupnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com