Kemasan Vakum, Cara Bulog Tangkal Serangan Mafia Beras

Selain menghindari pemalsuan beras yang mengatasnamakan Bulog, ‎kemasan vakum juga untuk meningkatkan kualitas beras yang dijual.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 23 Sep 2019, 20:10 WIB
Pekerja memanggul karung Beras milik Badan Urusan Logistik (Bulog) di Gudang Bulog kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (7/6). Bulog memiliki stok beras sebanyak 2,1 juta ton. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog akan meningkatkan kualitas beras yang dijual dengan memperbaiki kemasan sehingga bebas dari kutu. Selain itu, kemasan baru ini juga tidak bisa dipalsukan oleh mafia penyaluran ‎Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)‎.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, Bulog akan melakukan perubahan kemasan beras dengan metode vakum. Hal ini untuk meningkatkan kualitas beras dan menghindari pemalusan kemasan beras Bulog.

Selama ini memang tersebar di daerah beras dengan kualitas rendah yang dibungkus dengan kemasan berlabel Bulog.

"Saya akan terus mengubah produk saya supaya tidak dijiplak selama ini karung kita ditiru, dipalsukan, bagaimana menjelekkan pemerintah dengan beras Bulog," kata Budi, di Jakarta, Senin (23/9/2019).

Selain menghindari pemalsuan beras yang mengatasnamakan Bulog, ‎kemasan vakum juga untuk meningkatkan kualitas beras yang dijual. Sebab kutu beras tidak bisa hidup dengan kondisi kemasan tanpa udara.

"Beras kita vakum menjamin kutu tidak hidup, ini diprosesing bagus ini disimpan 6-7 bulan bagus," tuturnya.

Menurut Budi, memvakum ‎kemasan beras merupakan bukti Bulog hadir untuk masyarakat, dengan menghadirkan beras berkualitas sehingga masyarakat menikmati pangan dengan layak.

"Kita pastikan beras berkualitas. Ini bukti Bulog selalu ingin hadir dan berkualitas," tandasnya.


Dirut Bulog Budi Waseso: Kami Diserang Mafia

Dirut Perum Bulog Budi Waseso saat rapat kerja bersama Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (20/6/2019). Rapat membahas RKA Kementerian dan Lembaga Tahun 2020, evaluasi pelaksanaan anggaran triwulan I dan kinerja Bulog selama tahun 2018. (Liputan6.com/JohanTallo)

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyatakan, perusahaannya diserang pihak mafia penyaluran ‎Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)‎ dengan menyebar kabar bahwa kualitas beras Bulog buruk.

Budi mengatakan, ‎belakangan ini tersebar video mengenai buruknya kualitas beras Bulog. Hal tersebut merupakan rekayasa bentuk perlawanan dari pihak yang melakukan praktik mafia dari penyaluran paket BPNT yang terdiri dari beras dan telur. 

"Kemarin sudah viral beras Bulog bau tidak baik, ternyata yang dimasukkan rekaman video diviralkan di Youtube dan beberapa. Itu salah satu bukti reaksi mereka, itu sudah jelas indikasi rekayasa," kata Budi, di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Senin (23/9/2019).

Menurut pria yang akarab dipanggul Buwas ini, ada pihak yang ingin menjatuhkan Bulog dalam membongkar praktik mafia penyaluran BPNT dengan menyalurkan beras kualitas rendah yang dibungkus karung beras yang dilabeli beras Bulog‎.

‎"Jadi kemarin beras Bulog bau, itu mau bangun opini Bulog jelek. kita sudah buktikan kok beras kita mekanismenya jelas," tuturnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya