Selain Kantor Terbakar, Sejumlah Penyulang PLN Rusak Akibat Kerusuhan Wamena

Selain memperbaiki penyulang, PLN akan mengoperasikan kembali Pembangkit Listrik Mini Hydro (PLTMH) Walesi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Sep 2019, 09:45 WIB
Petugas PLN memperbaiki Menara Sutet di Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Wamena masih mendapat pasokan listrik, meski kantor PT PLN (Persero) mengalami kerusakan akibat kerusuhan yang terjadi mulai Senin, 24 September 2019.

Vice President Public Relation PLN Dwi Suryo Abdullah mengatakan PLN masih mengalirkan ‎listrik di Wamena dengan beban Senin malam 1,3 Mega Watt (MW), sementara beban dalam kondisi normal sebesar 6 ribu MW.

"Hingga pagi ini masih mengalirkan listrik, tadi malam beban yang dialirkan mencapai 1.300 kW atau 1,3 MW, normal 6.000 KW," kata Dwi, di Jakarta, Selasa (24/9/2019).

Berkurangnya aliran listrik di Wamena ‎karena mengikuti dengan kebutuhan, sebab sejumlah penyulang mengalami kerusakan. Saat ini PLN berupaya melakukan perbaikan agar pasokan listrik kembali normal.

"Hingga pagi ini upaya yang dilakukan menambah penyalaan, meski masih ada penyulang yang belum bisa dinyalakan pagi ini, bersama satuan pengamanan TNI Polri menyisir jalur jaringan yang mengalami kerusakan untuk dilakukan perbaikan," tutur dia.

Selain memperbaiki penyulang, PLN akan mengoperasikan kembali Pembangkit Listrik Mini Hydro (PLTMH) Walesi yang ditinggalkan operator karena diminta untuk mengamankan diri dari kerusuhan.

"Sekaligus berusaha untuk bisa mengoperasikan PLTMH Walesi yang kemarin Senin ditinggalkan oleh petugas, karena diminta untuk berkumpul mengamankan diri dan keluarga di kantor kodim dan Kantor Polisi," tandasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Polri: Kerusuhan di Wamena Papua Dipicu Hoaks Rasisme

Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo memberi keterangan terkait penangkapan terduga teroris di Jakarta, Senin (6/5/2019). Sebelumnya, Densus 88/Anti Teror meringkus tujuh orang kelompok JAD jaringan Lampung dan menyita sejumlah barang bukti. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Pihak kepolisian terus berupaya mengendalikan situasi ricuh yang terjadi di Wamena, Papua. Dugaan sementara, kerusuhan terjadi lantaran dipicu oleh nerita bohong atau hoaks terkait isu rasisme.

"Hoaksnya masih tentang rasis tetap. Penyebar hoaksnya sedang didalami oleh Ditsiber Bareskrim," tutur Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (23/9/2019).

Menurut Dedi, massa melakukan pengerusakan bahkan pembakaran terhadap fasilitas publik. Sejauh ini, TNI Polri masih melakukan dialog dengan dibantu oleh tokoh masyarakat setempat.

"Ada beberapa ruko terbakar. Untuk kantor pemerintahan ada juga yang diserang namun belum terklarifikasi milik siapa," jelas dia.

Dedi mengimbau seluruh masyarakat Papua dapat menahan diri agar tidak mudah terpancing oleh isu negatif yang berkembang.

"Sampai hari ini situasi sudah dikendalikan dan kita imbau dengan pendekatan soft approuch, tokoh agama, tokoh adat yang di sana dan Pemda di sana untuk tidak terprovokasi dengan sebaran berita hoaks," Dedi menandaskan. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya