Liputan6.com, Jakarta - Mahasiswa kembali turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi. Unjuk rasa mahasiswa itu digelar di berbagai daerah. Tuntutan mereka sama.
Tuntutan mahasiswa adalah menolak sejumlah rancangan undang-undang atau RUU yang dinilai tidak pro rakyat. Mulai dari RUU KUHP, revisi UU KPK, hingga RUU Pertanahan.
Advertisement
Berikut update pergerakan mahasiswa dari berbagai daerah pada hari ini, Selasa (24/9/2019):
Jakarta
Mahasiswa dari beberapa universitas di Indonesia menggeruduk Gedung DPR RI. Mereka mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Indonesia meneriakkan yel-yel guna mendesak anggota dewan membatalkan RUU KUHP dan UU KPK.
Demo mahasiswa hari ini merupakan kelanjutan dari unjuk rasa sehari sebelumnya. Semalam, perwakilan massa mahasiswa menemui anggota DPR. Mahasiswa menyerahkan mosi tidak percaya kepada DPR.
Yang terbaru, mahasiswa bahkan sudah menggasak masuk ke Tol Dalam Kota (Dalkot). Arus lalu lintas pun terganggu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Makassar
Aksi di depan gedung DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) ricuh. Polisi menembakkan gas air mata ke arah massa. Demonstran kemudian kocar-kacir menyelamatkan diri ke berbagai arah.
Kericuhan itu diduga terjadi usai mahasiswa membakar ban dan karangan bunga yang berada di kompleks DPRD. Situasi kemudian memanas hingga kedua pihak terlibat kericuhan.
Massa datang ke Kantor DPRD untuk menolak UU KPK hasil revisi dan RKUHP. Demonstrasi awalnya berlangsung damai, hingga akhirnya berujung ricuh.
Advertisement
Bali dan Bandung
Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Bali menggelar aksi damai dalam bertajuk #BaliTidakDiam, untuk menuntut kebijakan pemerintah pusat maupun DPR yang kontroversial.
Ratusan mahasiswa berkumpul di Parkiran Timur Lapangan Renon, Denpasar, Bali. Dalam aksinya, mereka datang mengenakan almamater kampus dan juga ada berpakaian serba hitam, serta mengikatkan pita warna putih di lengan.
Bandung
Massa mahasiswa di Bandung kembali mengepung gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat.
Kali ini, kebanyakan pengunjuk rasa tidak memakai jaket almamater asal kampus masing-masing seperti saat aksi, Senin, 23 September 2019.
Namun beberapa kelompok ada juga yang mengenakan jas almamater, di antaranya dari Universit
as Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Pasundan (Unpas) dan universitas lainnya. Sedangkan lainnya mengenakan pakaian bebas.
Selain itu, massa juga menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya di hadapan aparat kepolisian yang berjaga di halaman Gedung DPRD Jabar. Aparat kepolisian sudah bersiaga dengan memakai helm, tameng, serta kelengkapan pertahanan lainnya.
Semarang dan Solo
Mahasiswa Semarang menggelar aksi demontrasi di depan Gedung DPRD Jawa Tengah. Mereka menolak Rancangan Undang-Undang KUHP dan hasil revisi UU KPK.
Mahasiswa menuntut DPR mencabut sejumlah draf Rancangan Undang-Undang yang dinilai mengembalikan Indonesia pada era Orde Baru.
Aksi unjuk rasa berlangsung makin memanas ketika massa mahasiswa mendorong pintu gerbang utama kantor DPRD Jateng. Pintu gerbang roboh, sejumlah mahasiswa yang naik pintu pun terjatuh.
Solo
Ribuan pendemo memadati gedung DPRD Kota Solo sejak pukul 10.00 WIB. Mereka berdatangan dari berbagai kampus.
Sebagian besar melakukan longmarch dari depan Stadion Manahan. Hingga pukul 11.20 WIB, ratusan mahasiswa secara berkelompok terus berdatangan.
Banyaknya mahasiswa mengakibatkan Jalan Adi Sucipto di depan gedung DPRD tertutup. Akses masuk ke dalam gedung dewan juga tidak bisa dilalui. Blokade jalan tersebut juga membuat akses utama dari dan ke Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo tertutup.
Advertisement
Aceh dan Palembang
Sedikitnya 500 mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menggelar aksi di Simpang Lima Banda Aceh dan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA).
Setelah berorasi sekitar 30 menit di Simpang Lima, Banda Aceh, peserta aksi berjalan kaki menuju gedung DPRA dengan jalan kaki jarak sekitar 500 meter.
Mereka meminta Pemerintah Aceh agar setiap kebijakan harus berpihak kepada petani. Di gedung DPR Aceh massa kembali berorasi, menyampaikan aspirasinya agar Pemerintah Aceh dan juga pusat berpihak kepada petani kecil. Selama ini regulasi yang ada, seperti RUU Pertanahan bersifat melemahkan dan mengurangi hak-hak petani.
Palembang
Mahasiswa dan aktivis Sumatera Selatan melakukan aksi unjuk rasa menolak sejumlah Rancangan Undang-undang (RUU). Demonstrasi digelar bersamaan dengan pelantikan anggota DPRD Sumsel terpilih.
Massa yang mengatasnamakan Sumsel Melawan, melakukan long match dari kawasan Kambang Iwak menuju kantor DPRD Sumsel. Jaraknya sejauh tiga kilometer.
Mereka berasal dari aliansi BEM se-Sumsel dan bagian dari serius Aliansi BEM Indonesia untuk menggelar aksi serentak.
Reporter : Merdeka
Sumber : Merdeka.com